Prioritas Pembangunan Kota Semarang 2025-2030: Infrastruktur, Lingkungan Hidup, dan Ekonomi Kerakyatan Jadi Fokus Utama
Pemerintah Kota Semarang telah menetapkan arah pembangunan jangka menengah untuk periode 2025-2030 melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, dalam forum Musrenbang RPJMD 2025-2030 yang diselenggarakan di MG Setos Hotel, menegaskan komitmennya untuk memprioritaskan pembangunan infrastruktur, pelestarian lingkungan hidup, dan pengembangan ekonomi kerakyatan. Prioritas ini menjadi fondasi utama bagi pertumbuhan kota dalam lima tahun mendatang.
Agustina menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan akan mengubah pola penganggaran yang selama ini cenderung merata ke semua sektor. Pemerintah Kota Semarang akan fokus pada tema-tema prioritas setiap tahunnya. Pada tahun 2025, implementasi program prioritas akan dimulai dengan pembangunan rumah inspirasi di berbagai kecamatan, peluncuran kartu BRT gratis untuk pelajar dan mahasiswa ber-KTP Semarang, serta penambahan kuota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Selain itu, Pemerintah Kota Semarang juga sedang menyiapkan peta jalan terintegrasi untuk mengatasi masalah banjir.
Pada tahun 2026, fokus akan beralih ke pengelolaan lingkungan hidup, termasuk perbaikan armada pengangkut sampah dan kontainer. Pemerintah Kota Semarang berencana untuk mengaktifkan kembali forum Corporate Social Responsibility (CSR) dengan melibatkan kalangan pengusaha untuk membantu pembiayaan program ini.
Selanjutnya, pada tahun 2027, Pemerintah Kota Semarang akan memberikan perhatian khusus pada pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada produk unggulan daerah. Pada tahun 2028, fokus pembangunan akan diarahkan pada peningkatan infrastruktur strategis. Pada tahun 2029, Pemerintah Kota Semarang menargetkan peningkatan daya saing kota untuk mendukung pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh.
Pemerintah Kota Semarang memiliki visi besar untuk menjadikan Kota Semarang sebagai pusat ekonomi yang maju, berkeadilan sosial, berkelanjutan, dan inklusif pada tahun 2030. Agustina mengajak seluruh warga untuk aktif berpartisipasi dalam setiap tahapan pembangunan guna mewujudkan visi tersebut. Ia menegaskan bahwa partisipasi aktif dari seluruh warga sangat penting untuk mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan.
Musrenbang RPJMD 2025-2030 dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai unsur, termasuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), instansi vertikal, akademisi, dan tokoh masyarakat. Forum ini juga mendapat apresiasi dari kalangan penyandang disabilitas yang terlibat aktif dalam perencanaan. Wakil Ketua HIMIKS dan pendiri komunitas Semar Cakep, Fitri Maryunani, menyampaikan bahwa teman-teman difabel merasa dihargai karena diberikan ruang untuk menyampaikan kebutuhan dan harapan mereka. Ia berharap pembangunan Kota Semarang ke depan benar-benar inklusif, menjamin hak difabel, dan membuka ruang partisipasi yang luas bagi seluruh lapisan masyarakat. Dengan semangat kolaboratif dan pendekatan pembangunan berbasis tema, RPJMD 2025-2030 menjadi tonggak penting arah pembangunan Kota Semarang lima tahun ke depan.