Ekonomi Indonesia Tumbuh Solid di Tengah Ketidakpastian Global, Kata Sri Mulyani
Ekonomi Indonesia Catatkan Pertumbuhan Positif di Kuartal I 2025
Perekonomian Indonesia menunjukkan ketahanan yang solid dengan mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,87% (year-on-year) pada kuartal I tahun 2025. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan bahwa capaian ini tergolong baik di tengah tantangan perlambatan ekonomi global dan ketidakpastian geopolitik yang terus berlanjut.
Sri Mulyani menyampaikan bahwa pemerintah akan terus menjaga optimisme dan memastikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bekerja secara optimal untuk melindungi masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pemerintah terus berupaya untuk memantau dinamika perekonomian global dan melakukan mitigasi dampak ketidakpastian melalui berbagai kebijakan, termasuk deregulasi, pembentukan satuan tugas (satgas) ketenagakerjaan, dan strategi mitigasi risiko untuk menjaga stabilitas ekonomi serta melindungi dunia usaha dan daya beli masyarakat.
Pemerintah juga aktif melakukan negosiasi bilateral dan mendorong kerja sama di berbagai forum multilateral untuk mengatasi tantangan geopolitik global. Inisiatif ini telah dilakukan dalam berbagai kesempatan, seperti Spring Meeting, Pertemuan G20, Sidang Tahunan ADB, dan Pertemuan ASEAN+3 Finance Ministers' and Central Bank Governors' Meeting. Selain itu, pemerintah juga melakukan pemetaan produk unggulan untuk pasar ASEAN+3, Uni Eropa, dan BRICS guna membuka peluang pasar ekspor baru.
Sektor-sektor Pendorong Pertumbuhan Ekonomi
Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi, dengan mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,89%. Peningkatan ini didukung oleh mobilitas masyarakat yang meningkat seiring dengan libur Tahun Baru serta pergeseran libur Ramadan dan Idulfitri ke kuartal I. Daya beli masyarakat tetap terjaga berkat berbagai insentif pemerintah, seperti pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dan stimulus fiskal berupa diskon tarif listrik dan tol, Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) properti, serta Pajak Penghasilan (PPh) 21 DTP sektor padat karya.
Pemerintah juga berhasil menjaga harga pangan yang terjangkau melalui optimalisasi peran Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam stabilisasi harga. Sementara itu, investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto) tumbuh terbatas sebesar 2,12%, terutama dipengaruhi oleh investasi bangunan yang tumbuh melambat. Konsumsi pemerintah terkontraksi sebesar 1,38% karena high base effect belanja pada kuartal I tahun 2024 yang tinggi seiring dengan pelaksanaan Pemilu dan belanja bantuan sosial (bansos) yang dipercepat untuk mitigasi dampak El Nino. Namun, belanja pemerintah mulai meningkat pesat di akhir kuartal I tahun 2025.
Ekspor tumbuh stabil sebesar 6,78%, didorong oleh ekspor komoditas sawit (HS15) dan besi baja (HS72) yang masing-masing tumbuh sebesar 36% dan 6,6%. Dari sisi produksi, sektor pertanian mencatat pertumbuhan yang sangat signifikan sebesar 10,52%, didukung oleh peningkatan produksi padi pada panen raya dan permintaan bahan pangan pada momen Ramadan. Peningkatan produktivitas ini didukung oleh distribusi pupuk bersubsidi yang semakin baik.
Kinerja Sektor Unggulan
Industri pengolahan yang berkontribusi sebesar 19,3% terhadap perekonomian tumbuh resilien sebesar 4,55%, didukung oleh aktivitas hilirisasi. Sektor perdagangan yang berkontribusi sebesar 13,2% mampu tumbuh sebesar 5,03%. Sektor transportasi dan pergudangan serta akomodasi dan makan minum masing-masing tumbuh sebesar 9,01% dan 5,75%, yang mengindikasikan mobilitas dan daya beli masyarakat yang kuat. Hal ini didukung oleh pemberian PPN DTP untuk tiket pesawat dan diskon tarif tol.
Sektor pengadaan listrik tumbuh sebesar 5,11%, didukung oleh diskon harga listrik. Sementara itu, sektor pertambangan mengalami kontraksi seiring dengan penurunan harga komoditas global yang disebabkan oleh turunnya permintaan. Sektor konstruksi tumbuh terbatas sebesar 2,18% dipengaruhi oleh sentimen wait and see investor, serta sektor jasa informasi dan komunikasi tumbuh hingga 7,72% dengan transformasi digital dan adopsi Artificial Intelligence (AI) di berbagai sektor yang semakin kuat. Perkembangan ini meningkatkan traffic data dan mendorong pembangunan pusat data.
Sektor jasa pendidikan dan kesehatan tumbuh kuat masing-masing sebesar 5,03% dan 5,78%. Pertumbuhan kedua sektor ini didukung oleh belanja negara di sektor pendidikan yang meliputi Tunjangan Penghasilan Guru (TPG), realisasi pembayaran program Indonesia Pintar (PIP) dan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK).
Ke depan, pemerintah akan terus berupaya untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan mengatasi berbagai tantangan yang ada, baik dari sisi internal maupun eksternal.