Mahasiswa PhD Ditangkap: Kasus Pemerkosaan Berantai dengan Puluhan Korban yang Belum Teridentifikasi
Mahasiswa PhD Ditangkap: Kasus Pemerkosaan Berantai dengan Puluhan Korban yang Belum Teridentifikasi
Zhenhao Zou, seorang mahasiswa PhD asal Tiongkok yang menempuh pendidikan di University College London (UCL), telah divonis bersalah atas 11 tuduhan pemerkosaan terhadap 10 perempuan. Vonis ini dijatuhkan oleh Inner London Crown Court setelah pengadilan menyaksikan bukti-bukti yang mengerikan, termasuk rekaman video sembilan aksi pemerkosaan yang dilakukan Zou terhadap korbannya yang sebagian besar dalam keadaan tidak sadar. Kasus ini mengejutkan publik Inggris karena jumlah korban yang signifikan dan modus operandi Zou yang licik dan terencana.
Zou, yang kini berusia 28 tahun, diketahui tinggal di sebuah apartemen mewah di London dengan sewa bulanan lebih dari £4.000. Penggeledahan di apartemennya mengungkap temuan mengejutkan: kamera tersembunyi, sejumlah besar alkohol, ekstasi, dan GHB (gamma-hydroxybutyric acid), sebuah obat penenang yang sering digunakan sebagai obat pembius dalam kasus pemerkosaan. Terdapat juga 1.277 video pada perangkat elektronik Zou, beberapa di antaranya merekam aksi pemerkosaannya terhadap para korban. Rekaman-rekaman tersebut, yang direkam di Inggris dan Tiongkok, menjadi bukti kunci dalam kasus ini. Lebih mengkhawatirkan lagi, polisi menduga Zou mungkin telah memperkosa hingga 50 perempuan lainnya, di mana sebagian besar identitasnya masih belum diketahui.
Modus Operandi yang Terencana
Modus operandi Zou menunjukkan perencanaan yang matang dan kekejaman yang ekstrem. Ia diduga berkenalan dengan korbannya melalui media sosial, lalu mengundang mereka ke apartemennya. Di sana, Zou memberikan minuman yang telah dicampur dengan obat bius GHB. Korban kemudian menjadi tidak sadarkan diri dan diperkosa, dengan aksi kejahatan tersebut direkam oleh kamera tersembunyi yang ia pasang di apartemennya. Bukti-bukti tersebut menunjukkan bahwa Zou telah secara sistematis membius dan memperkosa para korbannya selama beberapa tahun, mulai dari tahun 2019 hingga penangkapannya pada Januari 2024. Bahkan, polisi menemukan sebuah 'buku panduan' di ponsel Zou yang berisi petunjuk tentang cara membius dan memperkosa perempuan.
Korban yang Belum Teridentifikasi
Dari 11 tuduhan pemerkosaan, hanya dua korban yang berhasil diidentifikasi. Delapan korban lainnya yang muncul dalam rekaman video yang ditemukan di perangkat elektronik Zou belum dapat dilacak oleh pihak kepolisian. Komandan Kevin Southworth dari Kepolisian Metropolitan London menyatakan keprihatinannya atas potensi banyaknya korban yang masih belum teridentifikasi, dan mendesak siapa pun yang merasa pernah menjadi korban Zou untuk segera melapor. Kasus ini menyoroti kesulitan dalam mengidentifikasi korban pemerkosaan, terutama ketika pelaku menggunakan obat bius untuk melumpuhkan kesadaran korban.
Latar Belakang Zou dan Respon Pihak Terkait
Zou berasal dari keluarga kaya di Tiongkok dan memiliki pendidikan tinggi. Ia menyelesaikan pendidikannya di Irlandia Utara sebelum melanjutkan studi PhD-nya di UCL. Kehidupan Zou yang tampaknya normal dan berprestasi membuat kasus ini semakin mengejutkan dan menunjukkan bagaimana predator seksual dapat bersembunyi di balik citra yang sempurna. UCL telah menanggapi kasus ini dengan menyatakan bahwa Zou telah diskors dan berhenti belajar setelah tuduhan tersebut muncul. Universitas juga menyediakan dukungan bagi mahasiswa dan staf yang terdampak kasus ini.
Kesimpulan
Kasus Zhenhao Zou merupakan peringatan serius tentang pentingnya kewaspadaan dan perlindungan terhadap kejahatan seksual. Modus operandi Zou yang terencana dan kekejamannya terhadap korban menjadi bukti pentingnya upaya pencegahan dan penindakan yang efektif terhadap kejahatan seksual. Investigasi yang sedang berlangsung diharapkan dapat mengungkap lebih banyak korban dan memastikan Zou mendapatkan hukuman yang setimpal atas kejahatan yang ia lakukan. Kasus ini juga menyoroti pentingnya dukungan bagi korban pemerkosaan dan kebutuhan akan sistem yang lebih efektif dalam mengidentifikasi dan menolong para korban kejahatan seksual. Pihak berwenang terus mendesak siapa pun yang memiliki informasi terkait kasus ini untuk segera melapor kepada polisi.