Rencana Pembunuhan Jurnalis: Oknum TNI AL Rekayasa Alibi dengan Meminjam Identitas dan 'Titip' KTA
Kasus pembunuhan Juwita, seorang jurnalis berusia 23 tahun, oleh Kelasi Satu Jumran, seorang anggota TNI AL, memasuki babak baru. Dalam sidang perdana yang digelar di Oditurat Militer III-15 Banjarmasin, terungkap perencanaan matang dan upaya rekayasa alibi yang dilakukan terdakwa setelah melakukan tindakan keji tersebut.
Sidang yang dipimpin oleh Letkol CHK Sunandi ini mengungkap bagaimana Jumran mempersiapkan segala sesuatunya untuk menutupi jejaknya. Dana untuk operasional pembunuhan diperoleh dari hasil menggadaikan BPKB motor miliknya. "Terdakwa menggadaikan sepeda motor miliknya untuk membiayai operasional dari Balikpapan ke Banjarbaru," jelas Sunandi dalam persidangan.
Uang sebesar 15 juta rupiah yang diperoleh dari hasil gadai tersebut kemudian digunakan Jumran untuk menjalankan aksinya. Ia memesan tiket pesawat dengan rute Banjarbaru-Balikpapan menggunakan identitas milik adik lettingnya. Selain itu, untuk meyakinkan bahwa dirinya berada di asrama saat kejadian, Jumran menitipkan Kartu Tanda Anggota (KTA) miliknya.
Untuk mobilitas di Banjarbaru, Jumran menyewa mobil dari sebuah rental. Setelah tiba di Banjarbaru, ia menghubungi korban untuk mengatur pertemuan. Sambil menunggu balasan dari Juwita, Jumran membeli sejumlah perlengkapan yang akan digunakan dalam aksinya, termasuk kaos hitam, masker, topi, sarung tangan, dan air mineral. Biaya sewa mobil yang dibayarkan sebesar Rp 2.400.000 termasuk deposit karena Jumran tidak dapat memenuhi persyaratan jaminan sepeda motor.
Rincian penggunaan uang hasil gadai tersebut meliputi:
- Tiket pesawat Banjarbaru - Balikpapan
- Tiket bus Samarinda - Banjarbaru
- Biaya rental mobil
- Ongkos ojek dari bandara ke lokasi rental dan kembali ke bandara
- Pembelian kaos hitam
- Pembelian perlengkapan lainnya
Setibanya di Balikpapan, Jumran berusaha mengelabui atasannya dengan membeli baju koko di pasar dan berganti pakaian di sana. Tindakan ini dilakukan untuk menciptakan alibi dan menghilangkan jejak setelah melakukan pembunuhan terhadap Juwita.