Dampak Proyek Tol Harbour Road II: Permukiman di Pademangan Barat Terendam Banjir Dua Bulan

Warga di dua Rukun Tetangga (RT) di Kelurahan Pademangan Barat, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, mengalami kesulitan akibat banjir yang telah berlangsung selama dua bulan terakhir. Banjir ini diduga kuat disebabkan oleh aktivitas proyek pembangunan Tol Harbour Road II yang sedang berjalan di Jalan RE Martadinata.

Kondisi ini sangat meresahkan warga RT 01 dan RT 02 di RW 11 Kelurahan Pademangan Barat, dimana air menggenangi wilayah mereka dengan ketinggian yang bervariasi. Menurut penuturan warga, penyebab utama banjir adalah tersumbatnya saluran air akibat material proyek tol. Puing-puing dan sisa konstruksi diduga menumpuk di selokan dan saluran drainase, menghalangi aliran air dan menyebabkan genangan yang berkepanjangan.

Warga telah berulang kali menyampaikan keluhan kepada pihak pengelola proyek tol, namun respons yang diberikan dianggap tidak memadai. Mereka merasa hanya diberikan janji-janji tanpa adanya tindakan nyata untuk mengatasi masalah banjir ini. Kondisi ini memicu kekecewaan dan kemarahan warga, yang berujung pada aksi demonstrasi.

Salah seorang warga, Miftah, mengungkapkan bahwa masalah banjir ini mulai dirasakan sejak setahun lalu, bertepatan dengan dimulainya proyek pembangunan jalan tol. Meskipun Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Jakarta Utara telah berupaya mengatasi banjir dengan melakukan penyedotan air, upaya tersebut dinilai tidak efektif karena air kembali naik setelah beberapa waktu.

Kekecewaan warga memuncak pada hari Senin (5/5), ketika mereka melakukan aksi unjuk rasa dengan menutup Jalan RE Martadinata. Aksi ini menyebabkan kemacetan lalu lintas yang signifikan di ruas jalan utama yang menghubungkan kawasan Ancol dengan Pluit, Jakarta Utara. Warga berharap, dengan aksi ini, pihak pengelola tol akan lebih serius menanggapi keluhan mereka dan segera mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah banjir yang telah mengganggu kehidupan mereka selama berbulan-bulan.

Adapun beberapa keluhan yang disampaikan warga adalah:

  • Saluran air tersumbat oleh puing proyek tol.
  • Respons lambat dari pihak pengelola tol terhadap keluhan warga.
  • Ketidakefektifan upaya penyedotan air yang dilakukan oleh Sudin SDA.

Para warga menuntut agar pihak pengelola tol segera bertanggung jawab dan menemukan solusi permanen untuk mengatasi masalah banjir ini. Mereka berharap agar proyek pembangunan tol dapat berjalan tanpa merugikan kehidupan dan kenyamanan warga sekitar.