Program Pembentukan Karakter Siswa Ala Militer di Jawa Barat Banjir Peminat

Gagasan program pendidikan berkarakter yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mengatasi kenakalan remaja, khususnya di kalangan siswa, menuai respons positif dari masyarakat. Hal ini diungkapkan oleh mantan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang menyebutkan bahwa ribuan orang tua antusias mendaftarkan anak-anak mereka untuk mengikuti program tersebut.

Antusiasme ini muncul karena program ini melibatkan pelatihan disiplin langsung oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI). Para orang tua berharap, dengan didikan ala militer, anak-anak mereka dapat memiliki karakter yang lebih baik dan terhindar dari perilaku menyimpang. Program ini sendiri telah berjalan di dua wilayah, yaitu Kabupaten Purwakarta dan Kota Bandung. Di Purwakarta, puluhan siswa SMP ditempatkan di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha untuk menjalani pembinaan. Sementara di Bandung, ratusan siswa SMA mengikuti program serupa di Rindam III Siliwangi.

Menurut Dedi Mulyadi, program ini tidak hanya menyasar siswa yang bermasalah dalam hal kedisiplinan, tetapi juga mereka yang memiliki kecenderungan perilaku yang dianggap tidak sesuai dengan norma gender. Siswa laki-laki yang feminin dan siswi yang tomboi juga dilibatkan dalam program ini dengan tujuan untuk membantu mereka mengembangkan identitas diri yang positif dan seimbang.

Menanggapi tingginya minat masyarakat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana untuk memperluas program ini dan menambah fasilitas pelatihan. Dedi Mulyadi juga mengungkapkan bahwa setelah program untuk siswa berjalan lancar, pihaknya berencana untuk meluncurkan program serupa yang ditujukan bagi orang dewasa. Program ini akan menyasar individu-individu yang kerap membuat keributan dan melakukan tindakan kriminal ringan. Mereka akan dilatih oleh TNI dan kemudian dibantu untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.

Inisiatif ini diharapkan dapat mencegah mereka terjerumus ke dalam tindakan kriminal yang lebih serius. Terkait dengan pendanaan program, Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa pada tahap awal, program ini akan didanai dari dana operasional kepala daerah. Namun, untuk tahap selanjutnya, anggaran akan dialokasikan dari Dinas Pendidikan Jawa Barat. Dinas Pendidikan telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 6 miliar untuk mendukung program ini, yang akan digunakan untuk membiayai berbagai keperluan, seperti seragam, makan, minum, dan honorarium pelatih.