Lemhannas Ingatkan Dampak Geopolitik Global Terhadap Ketahanan Nasional Indonesia

Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia, dalam sebuah forum diskusi strategis, menyampaikan peringatan mengenai kondisi geopolitik global yang tidak stabil dan potensi dampaknya terhadap ketahanan nasional Indonesia. Pernyataan ini disampaikan di hadapan peserta Pendidikan Pemantapan Pimpinan Nasional (P3N) Angkatan ke-25, sebuah program yang dirancang untuk memperkuat kapasitas kepemimpinan nasional di tengah dinamika global yang kompleks.

Kondisi dunia yang semakin dinamis ditandai dengan pergeseran kekuatan dari tatanan unipolar menuju multipolar. Rivalitas antar negara adidaya semakin nyata dengan pendekatan realisme yang menguat. Kebijakan negara-negara besar yang mengutamakan kepentingan nasionalnya masing-masing, berdampak pada stabilitas ekonomi global, memicu kenaikan harga, inflasi, disrupsi rantai pasok, serta ketidakstabilan mata uang dan perubahan arah investasi. Kondisi ini secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi ketahanan nasional suatu bangsa, termasuk Indonesia.

Menghadapi tantangan geopolitik dan geoekonomi tersebut, Indonesia membutuhkan pemimpin strategis nasional yang memiliki visi yang jelas dan kemampuan untuk merumuskan kebijakan yang efektif. Pemimpin yang ideal harus berpegang teguh pada konsensus dasar kebangsaan, memahami dinamika geopolitik global, mampu merumuskan kebijakan strategis yang tepat sasaran, serta berkontribusi aktif dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, selaras dengan cita-cita pembangunan nasional.

Program P3N yang diselenggarakan oleh Lemhannas merupakan wujud komitmen negara dalam mempersiapkan pemimpin-pemimpin masa depan yang mampu menghadapi tantangan global. Program ini dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam tentang dinamika geopolitik dan geoekonomi, serta membekali peserta dengan keterampilan kepemimpinan yang dibutuhkan untuk memajukan bangsa dan negara. Program P3N mengalami transformasi dari Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA), dengan penyempurnaan nomenklatur dan durasi pendidikan menjadi 3,5 bulan dari sebelumnya 5,5 bulan, tanpa mengurangi substansi kurikulum. Metode pembelajaran dan sistem evaluasi pendidikan pun diperbarui untuk memastikan para peserta mendapatkan pengalaman belajar yang optimal. Penilaian dilakukan secara komprehensif, mencakup aspek akademik, kognitif, afektif, hingga psikomotorik, melalui berbagai penugasan termasuk penyusunan kertas kerja perorangan dan partisipasi dalam seminar nasional.

Para peserta P3N diharapkan dapat mengintegrasikan seluruh materi dan kompetensi yang diperoleh dalam kegiatan studi strategis di dalam dan luar negeri, serta melalui olah sistem ketahanan nasional. Hasilnya diharapkan menjadi konsep dan pemikiran strategis yang dapat diimplementasikan sebagai pemimpin nasional dalam berbagai bidang.

Karakter Pemimpin Strategis Nasional yang dibutuhkan:

  • Berpegang pada konsensus dasar kebangsaan
  • Memahami dinamika geopolitik
  • Mampu merumuskan kebijakan strategis
  • Berkontribusi aktif dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045