Performa 'Thunderbolts*' Mengecewakan di Tiongkok: Imbas Perang Dagang AS-Tiongkok?
Film Thunderbolts arahan Jake Schreier, mengalami nasib kurang baik di pasar Tiongkok. Film ini mencatatkan pendapatan terendah dibandingkan film adaptasi komik lainnya di negara tersebut.
Di pekan perdananya, Thunderbolts hanya mampu meraup sekitar Rp 96 miliar selama tiga hari penayangan. Setelah lima hari, pendapatan hanya meningkat menjadi Rp 104 miliar, menempatkannya di posisi ke-6 box office Tiongkok. Pada hari Senin berikutnya, pendapatan hanya bertambah Rp 24,5 miliar, sehingga total pendapatan mencapai Rp 128,5 miliar.
Perolehan ini kontras dengan kesuksesan Thunderbolts di Amerika Serikat dan pasar internasional lainnya. Secara global, film yang dibintangi Florence Pugh ini berhasil mengumpulkan $162 juta (sekitar Rp 2,6 triliun), termasuk $86,1 juta (sekitar Rp 1,4 triliun) dari 52 pasar internasional.
Beberapa pihak berpendapat bahwa performa buruk Thunderbolts di Tiongkok merupakan dampak dari perang tarif yang diprakarsai oleh mantan Presiden AS, Donald Trump. Sebelumnya, Tiongkok juga mengumumkan rencana untuk mengurangi jumlah film AS yang diimpor, bahkan mungkin melarang penayangannya secara keseluruhan di bioskop.
Kebijakan ini diduga sebagai pembalasan atas tarif yang diberlakukan AS terhadap produk-produk Tiongkok. Ketika ditanya mengenai reaksi Tiongkok ini, Trump justru memberikan tanggapan yang terkesan meremehkan.
"Saya rasa saya pernah mendengar hal yang lebih buruk," ujar Trump sambil tertawa, seperti dikutip dari Variety.
Sebagai informasi, Trump sempat menaikkan tarif impor barang-barang dari Tiongkok sebesar 25 persen. Tiongkok kemudian membalas dengan mengenakan tarif sebesar 84 persen pada produk-produk dari AS. Ketegangan perdagangan ini kemudian berimbas pada pembatasan jumlah film Hollywood yang diizinkan tayang di bioskop Tiongkok.
Administrasi Film Tiongkok mengklaim bahwa kebijakan ini diambil untuk "mengikuti selera pasar" dan "menghormati pilihan penonton lokal." Namun, banyak yang melihatnya sebagai sinyal bahwa film-film Hollywood sedang menghadapi sanksi tidak resmi akibat konflik perdagangan.
"Tindakan salah pemerintah AS untuk menyalahgunakan tarif pasti akan semakin mengurangi dukungan penonton domestik terhadap film-film Amerika," demikian pernyataan dari pihak Administrasi Film Tiongkok.