Prefektur Tokushima, Jepang, Hadapi Krisis Demografis Serius: Populasi Menyusut Kembali ke Era 1920-an

Prefektur Tokushima, yang terletak di Pulau Shikoku, Jepang, menghadapi tantangan demografis yang signifikan. Populasi di wilayah ini terus mengalami penurunan yang mengkhawatirkan, mencapai titik terendah yang terakhir kali terlihat pada era Taisho, sekitar satu abad yang lalu. Data terbaru menunjukkan jumlah penduduk Prefektur Tokushima adalah 678.771 jiwa, angka yang sangat mirip dengan populasi yang tercatat pada sensus tahun 1920-an.

Penurunan populasi ini menjadi perhatian utama pemerintah prefektur. Data yang dirilis menunjukkan penurunan sebanyak 2.706 jiwa hanya dalam kurun waktu satu bulan. Penurunan ini diakibatkan oleh dua faktor utama: penurunan alami (selisih antara kelahiran dan kematian) dan penurunan sosial (selisih antara imigrasi dan emigrasi).

  • Penurunan alami mencapai 820 jiwa, menunjukkan bahwa angka kematian lebih tinggi daripada angka kelahiran.
  • Penurunan sosial mencapai 1.886 jiwa, peningkatan yang signifikan dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak orang meninggalkan Prefektur Tokushima daripada yang datang.

Prefektur Tokushima memiliki luas wilayah sekitar 4.100 kilometer persegi, dengan sekitar 80% wilayahnya berupa pegunungan. Pada tahun 2016, populasi tercatat 755.162 jiwa dengan 305.649 rumah tangga. Angka-angka ini menunjukkan bahwa penurunan populasi telah menjadi tren yang berkelanjutan selama beberapa tahun terakhir.

Estimasi populasi didasarkan pada data sensus nasional yang dilakukan setiap lima tahun. Data ini kemudian disesuaikan dengan registrasi penduduk dasar yang mencatat kelahiran, kematian, serta laporan perpindahan yang disampaikan ke pemerintah daerah. Penduduk yang pindah memiliki waktu hingga 14 hari untuk melaporkan kepindahannya. Estimasi populasi yang mencerminkan data perpindahan ini biasanya diperbarui pada bulan Mei, setelah dimulainya tahun fiskal baru setiap 1 April.

Prefektur Tokushima berbatasan dengan Prefektur Kagawa, Kochi, dan Ehime, serta menghadap ke Selat Kii. Penurunan populasi yang berkelanjutan ini menimbulkan tantangan besar bagi perekonomian dan masyarakat setempat, dan memerlukan langkah-langkah strategis untuk mengatasi masalah ini.