Ramadan Tingkatkan Omzet Pedagang Takjil di Bendungan Hilir
Ramadan Tingkatkan Omzet Pedagang Takjil di Bendungan Hilir
Bulan Ramadan tahun ini menjadi berkah tersendiri bagi para pedagang takjil di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Salah satunya dirasakan Yono, pedagang gorengan dan lauk pauk khas Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selama 27 hari berjualan, Yono mencatat omzet rata-rata Rp 4-5 juta per hari dari gerainya yang berukuran 2x3 meter. Ini merupakan peningkatan signifikan dibandingkan tahun lalu, yang menurutnya masih terdampak pemulihan pasca pandemi dan pelaksanaan Pilkada. "Tahun ini lebih ramai dibandingkan tahun kemarin," ujar Yono, yang telah berjualan di lokasi tersebut selama dua tahun.
Kenaikan omzet tersebut bukan hanya dirasakan Yono. Putri, pedagang kue basah, jajanan pasar, dan gorengan di lokasi yang sama, juga menuturkan peningkatan pendapatan yang cukup signifikan. Dengan harga jual Rp 10.000 untuk tiga potong gorengan atau kue basah, Putri mampu meraup omzet sekitar Rp 3 juta per hari. Kendati demikian, Putri mengakui bahwa pendapatannya fluktuatif dan dipengaruhi cuaca. "Kalau hujan biasanya omzetnya turun," imbuhnya.
Strategi bisnis yang diterapkan keduanya pun berbeda. Yono menjalankan usahanya dengan dibantu dua karyawan di gerai Bendungan Hilir, sementara istrinya mengelola gerai terpisah di Season City, Grogol, dengan satu karyawan. Total, Yono memperkirakan pendapatannya mencapai sekitar Rp 135 juta selama Ramadan tahun ini. Sementara Putri menjalankan usaha kemitraan dengan tetangganya, dengan sistem bagi hasil atas penjualan kue basah dan gorengan yang ditawarkan secara bersamaan.
Keberhasilan Yono dan Putri mencerminkan potensi pasar yang besar selama bulan Ramadan. Kenaikan omzet yang signifikan tersebut mengindikasikan tingginya permintaan akan makanan takjil, khususnya makanan khas daerah, di kawasan Bendungan Hilir. Hal ini menunjukkan daya beli masyarakat yang cukup tinggi meskipun harga bahan pokok cenderung meningkat. Keduanya telah menjadikan bulan Ramadan sebagai momentum untuk meningkatkan pendapatan usaha mereka. Keberadaan gerai-gerai takjil di area Bendungan Hilir telah menjadi bagian dari daya tarik kuliner kawasan tersebut selama Ramadan.
Yono dan Putri, yang telah berpengalaman berjualan takjil, memanfaatkan momentum Ramadan untuk memaksimalkan pendapatan. Yono, yang telah berdagang selama dua tahun di Bendungan Hilir, mencatat peningkatan omzet yang signifikan. Putri, yang telah berjualan sejak tahun 2013 di lokasi yang sama, juga merasakan hal serupa. Kedua pedagang ini memanfaatkan berbagai strategi untuk mencapai keberhasilan usaha mereka selama Ramadan, menunjukkan keuletan dan daya adaptasi dalam berbisnis.
Lebih lanjut, keberhasilan mereka juga menunjukkan bahwa lokasi strategis dan produk yang diminati merupakan kunci penting dalam meraih kesuksesan berjualan takjil selama Ramadan. Kawasan Bendungan Hilir yang ramai dikunjungi selama bulan puasa, terbukti menjadi lokasi ideal bagi para pedagang makanan dan minuman buka puasa. Dengan memanfaatkan momentum ini secara maksimal, para pedagang takjil seperti Yono dan Putri dapat meningkatkan pendapatan dan keberlangsungan usaha mereka. Pengalaman dan strategi bisnis yang tepat, dipadukan dengan lokasi strategis, terbukti berkontribusi besar terhadap keberhasilan mereka dalam meraih keuntungan signifikan selama bulan Ramadan.