Gelombang PHK Meningkat, Pengusaha Soroti Kompleksitas Masalah dan Prioritas Penciptaan Lapangan Kerja

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya peningkatan angka pengangguran di Indonesia per Februari 2025. Data menunjukkan bahwa jumlah pengangguran mencapai 7,28 juta orang, naik sebanyak 83.450 orang dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka ini setara dengan 4,76 persen dari total angkatan kerja Indonesia yang berjumlah 153,05 juta orang.

Merespon kondisi ini, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) angkat bicara mengenai tren Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terjadi. Ketua Apindo Bidang Ketenagakerjaan, Bob Azam, menekankan bahwa PHK merupakan persoalan kompleks dan terstruktur yang tidak bisa dilihat secara tunggal. Menurutnya, isu ini berkaitan erat dengan dinamika perekonomian global yang telah menunjukkan gejolak sejak beberapa tahun terakhir, jauh sebelum data BPS dirilis.

"PHK ini masalah yang kompleks, bukan masalah baru karena ada persoalan-persoalan perekonomian juga," ujar Bob Azam kepada awak media.

Lebih lanjut, Bob Azam menjelaskan bahwa fenomena PHK tidak hanya melanda Indonesia. Negara lain seperti Singapura juga menghadapi tantangan serupa. Ia mencontohkan sebuah bank di Singapura yang berencana mengurangi puluhan ribu tenaga kerja sebagai dampak dari transformasi digital.

Menurut Apindo, fokus utama pemerintah seharusnya bergeser dari sekadar menangani PHK menjadi upaya menciptakan lapangan kerja baru secara berkelanjutan. Bob Azam berpendapat bahwa PHK akan selalu menjadi bagian dari dinamika ekonomi, sehingga penting untuk mempersiapkan tenaga kerja dengan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar.

"PHK selalu akan terjadi, itu makanya sebenarnya yang kita harus siapkan. Jadi kita terlalu banyak konsentrasi di PHK tapi lupa bagaimana menciptakan lapangan kerja, padahal itu yang jauh lebih penting," tegasnya.

Dengan demikian, Apindo menyerukan pendekatan yang lebih proaktif dalam mengatasi masalah pengangguran, yaitu dengan memprioritaskan penciptaan lapangan kerja dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar siap menghadapi perubahan ekonomi global.