Di Usia Senja, Adi Tak Henti Berburu Peluang Kerja di Tengah Keterbatasan
Di tengah hiruk pikuk Job Fair Jakarta 2025, seorang pria bernama Adi, berusia 50 tahun, berdiri tegak dengan secercah harapan di matanya. Berasal dari Keramat Pulo, Bekasi, Adi tidak menyerah dalam upayanya mencari pekerjaan, meskipun ia menyadari tantangan yang menghadang semakin besar seiring bertambahnya usia.
"Usia saya sudah 50 tahun. Karena sudah lama menganggur, saya mencoba peruntungan mencari pekerjaan lagi," ungkap Adi dengan nada suara penuh keyakinan. Pengalaman puluhan tahun di industri perhotelan menjadi modal berharga baginya. Setidaknya 26 tahun ia dedikasikan untuk mengasah keterampilan dan keahlian di berbagai posisi.
Namun, badai pandemi Covid-19 di tahun 2019 mengubah jalan hidupnya secara drastis. Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) tak terhindarkan, dan Adi menjadi salah satu korbannya.
"Dulu saya bekerja sebagai Skipping Supervisor di sebuah hotel. Sayangnya, pandemi memaksa perusahaan merumahkan banyak karyawan, termasuk saya," kenangnya.
Meski demikian, Adi tidak membiarkan keputusasaan menguasai dirinya. Ia memiliki motivasi kuat untuk terus berjuang. Cucu yang berada di pangkuannya, serta anak dan istri yang menaruh harapan besar padanya, menjadi sumber kekuatan untuk terus berusaha.
"Saya sudah memiliki cucu. Anak dan istri sangat berharap saya bisa kembali bekerja. Oleh karena itu, saya terus berusaha mencari pekerjaan, salah satunya dengan mendatangi Job Fair ini," tutur Adi.
Setelah kehilangan pekerjaan di hotel, Adi sempat mencoba peruntungan dengan membuka usaha travel umrah dan haji. Namun, usaha tersebut belum mampu memberikan penghasilan yang stabil untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
"Sempat memberangkatkan beberapa jemaah pada bulan Januari lalu, tapi saya tetap membutuhkan penghasilan yang lebih pasti," jelas Adi.
Kehadiran Adi di Job Fair Jakarta bukan tanpa tantangan. Ia menyadari bahwa banyak lowongan pekerjaan yang menawarkan batas usia maksimal, umumnya 30 tahun. Hal ini tentu menjadi kendala baginya.
Adi berharap agar perusahaan-perusahaan memberikan kesempatan yang sama bagi pekerja berusia 40 atau 50 tahun, karena ia percaya bahwa mereka masih memiliki kemampuan dan semangat untuk bekerja secara optimal.
"Seharusnya ada kesempatan juga bagi mereka yang berusia di atas 40 atau 50 tahun. Kami masih sanggup bekerja dan memberikan kontribusi positif bagi perusahaan," tegasnya.
Adi juga sempat mempertimbangkan untuk melamar sebagai petugas PPSU (Penanganan Prasarana dan Sarana Umum). Namun, niatnya terhambat oleh persyaratan administratif yang dianggapnya rumit dan berbiaya.
"Syaratnya cukup rumit dan membutuhkan biaya untuk tes narkoba. Seharusnya prosesnya dipermudah agar lebih banyak orang yang bisa berpartisipasi," keluhnya.
Di tengah ketidakpastian dan harapan yang terus membara, Adi tetap berjuang. Ia tidak menyerah pada keadaan, dan terus mencari peluang kerja. Dengan semangat yang tak pernah padam, ia berharap suatu hari nanti akan ada pintu kesempatan yang terbuka lebar baginya.