Antisipasi Kasus Keracunan, BGN Intensifkan Pelatihan Petugas Dapur Program Makan Bergizi

Menyusul serangkaian insiden keracunan makanan yang diduga terkait dengan program makan bergizi gratis (MBG), Badan Gizi Nasional (BGN) mengambil langkah proaktif dengan meningkatkan frekuensi pelatihan bagi petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), atau yang lebih dikenal sebagai petugas dapur umum. Inisiatif ini bertujuan untuk meminimalisir potensi kelalaian dan memastikan standar keamanan pangan yang lebih ketat dalam implementasi program MBG di berbagai daerah.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyampaikan komitmennya untuk menyelenggarakan pelatihan secara berkala, dengan target pelaksanaan setiap akhir pekan. Langkah ini merupakan respons langsung terhadap kejadian keracunan yang menimpa siswa di Cianjur dan Tasikmalaya, serta wilayah Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan. Dadan menekankan bahwa pelatihan ulang ini krusial untuk mengingatkan dan memperbarui pengetahuan petugas mengenai praktik-praktik terbaik dalam penanganan makanan.

Dalam forum Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI, Dadan menjelaskan bahwa pelatihan akan dilakukan minimal setiap dua bulan sekali. Fokus utama adalah mencegah terjadinya kembali kelengahan yang dapat berakibat fatal bagi kesehatan penerima manfaat program MBG. Ia juga menyinggung kasus keracunan di Cianjur yang melibatkan siswa MAN 1 dan SMP PGRI 1, meskipun hasil uji laboratorium sampel makanan menunjukkan hasil negatif racun. Sementara itu, kasus di Tasikmalaya dan PALI diduga disebabkan oleh proses pengolahan makanan yang terburu-buru.

Dadan meyakini bahwa kualitas bahan baku dan keahlian juru masak yang berasal dari latar belakang restoran sebenarnya sudah memadai. Namun, ia menyadari bahwa faktor kecepatan dan ketelitian dalam proses pengolahan sangat mempengaruhi keamanan pangan. Oleh karena itu, pelatihan yang intensif menjadi kunci untuk memastikan semua petugas memahami dan menerapkan standar operasional prosedur (SOP) dengan benar.

Selain pelatihan, BGN juga berencana untuk merevisi dan memperketat SOP di berbagai aspek, meliputi:

  • Pemilihan bahan baku: Proses seleksi akan diperketat untuk memastikan hanya bahan baku berkualitas yang digunakan.
  • Waktu pengolahan dan penyiapan makanan: Durasi proses memasak dan penyiapan akan dipersingkat untuk meminimalisir risiko kontaminasi dan kerusakan.
  • Waktu pengiriman: Jangka waktu pengiriman akan dipersingkat untuk mencegah makanan menjadi basi sebelum dikonsumsi. Toleransi waktu pengiriman ditetapkan sekitar 15 menit sebelum waktu konsumsi.
  • Waktu konsumsi: Makanan harus dikonsumsi dalam rentang waktu 15-30 menit setelah dibagikan.
  • Uji organoleptik: BGN akan mewajibkan uji organoleptik di sekolah sebelum makanan dibagikan. Uji ini akan dilakukan oleh petugas yang ditunjuk untuk memastikan rasa, aroma, dan tampilan makanan layak konsumsi.

Dengan serangkaian langkah komprehensif ini, BGN berharap dapat meningkatkan keamanan dan kualitas program MBG, serta melindungi kesehatan masyarakat dari risiko keracunan makanan.