Keterbatasan Usia Jadi Penghalang Pencari Kerja Berpengalaman di Bursa Kerja Jakarta

Bursa kerja yang diadakan di Gelanggang Olahraga (GOR) Johar Baru, Jakarta Pusat, pada hari Selasa (6/5/2025), menjadi sorotan karena adanya keluhan dari para pencari kerja berusia di atas 30 tahun. Banyak dari mereka yang merasa kesulitan menemukan lowongan pekerjaan yang sesuai dengan usia dan pengalaman yang dimiliki.

Acara yang bertujuan untuk menjembatani antara perusahaan dan tenaga kerja ini ternyata menyisakan kekecewaan bagi sebagian peserta. Yanti, seorang warga Jakarta Timur berusia 44 tahun, mengungkapkan kekecewaannya karena mayoritas lowongan yang tersedia memiliki batasan usia yang tidak sesuai dengan dirinya. "Saya berharap ada lowongan yang memang dikhususkan untuk usia 30 tahun ke atas, seperti saya ini," ujarnya.

Selain itu, Yanti juga menyoroti kurangnya informasi yang jelas mengenai kriteria lowongan dari masing-masing perusahaan. Hal ini menyebabkan banyak pencari kerja yang datang dengan harapan tinggi, namun akhirnya harus pulang dengan tangan hampa. "Seharusnya informasi tentang job fair ini lebih detail, jadi kami yang sudah berumur tidak datang sia-sia," tambahnya.

Keluhan serupa juga disampaikan oleh Romi, seorang warga Jakarta Selatan berusia 37 tahun. Ia mengaku telah hadir di lokasi sejak pukul 11.30 WIB, namun tetap tidak menemukan lowongan yang sesuai. "Hampir semua perusahaan membatasi usia antara 25 sampai 30 tahun, bahkan ada yang maksimal 27 tahun. Padahal kami yang sudah berpengalaman ini masih produktif dan siap kerja," ungkapnya.

Menanggapi hal ini, Eltha, seorang staf HRD dari Nusantara Sakti Group, berpendapat bahwa perlu adanya pendekatan khusus untuk membuka akses kerja bagi kelompok usia di atas 30 tahun. Ia mengusulkan agar diadakan job fair khusus yang menargetkan kelompok usia tersebut. "Mungkin bisa dipertimbangkan untuk mengadakan job fair khusus untuk usia 30 tahun ke atas, atau bahkan untuk orang tua yang masih sanggup bekerja ringan di pabrik," katanya.

Eltha juga menekankan bahwa tanggung jawab untuk menciptakan peluang kerja yang inklusif tidak hanya berada di tangan pemerintah, tetapi juga perusahaan. "Sayang sekali jika ada orang yang sudah berpengalaman tapi tidak bisa bekerja hanya karena dibatasi usia," tutupnya.

Dengan adanya keluhan dan masukan ini, diharapkan para penyelenggara bursa kerja dan perusahaan dapat lebih memperhatikan kebutuhan tenaga kerja dari berbagai kelompok usia. Inklusivitas dalam dunia kerja adalah kunci untuk menciptakan tenaga kerja yang produktif dan berdaya saing.