Polri Intensifkan Pengawasan Terkait Pemindaian Retina di Aplikasi Worldcoin

Kepolisian Republik Indonesia (Polri) meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas pemindaian retina yang dilakukan oleh aplikasi Worldcoin. Fenomena ini menjadi sorotan publik karena menawarkan imbalan finansial kepada warga yang bersedia melakukan pemindaian retina mata mereka.

Brigadir Jenderal (Pol) Trunoyudo Wisnu Andiko, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, menegaskan bahwa Polri terus memantau perkembangan teknologi yang berpotensi menimbulkan gangguan keamanan dan tindak kejahatan. "Perkembangan teknologi yang berpotensi disalahgunakan untuk tindak kejahatan menjadi perhatian serius bagi Polri. Kami berupaya untuk menjaga stabilitas dan memelihara keamanan masyarakat," ujarnya.

Lebih lanjut, Trunoyudo menjelaskan bahwa Polri akan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait sebelum mengambil tindakan lebih lanjut terkait isu pemindaian retina ini. Ia menekankan pentingnya sinergi dalam proses penegakan hukum.

Fenomena antrean warga yang ingin melakukan pemindaian iris mata terlihat di beberapa lokasi di wilayah Jakarta, Depok, dan Bekasi. Mereka tertarik dengan imbalan yang dijanjikan, yang berkisar antara Rp250.000 hingga Rp800.000, dan langsung ditransfer ke rekening atau dompet digital.

World ID, proyek di balik fenomena ini, dikembangkan oleh Tools for Humanity, sebuah perusahaan yang berbasis di San Francisco dan Berlin. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah membekukan sementara aplikasi ini sejak Minggu, 4 Mei 2025, menyusul laporan mengenai aktivitas mencurigakan. Tools for Humanity didirikan oleh Sam Altman dan Alex Blania.