Ekonom Pesimis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai Target APBN 2025

Para ekonom menyampaikan keraguan mereka terhadap kemampuan Indonesia untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Pesimisme ini muncul setelah melihat realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2025 yang hanya mencapai 4,87%.

Ajib Hamdani, Analis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), menekankan bahwa tanpa adanya inovasi program yang signifikan dari pemerintah, target pertumbuhan ekonomi di atas 5% akan sulit tercapai. Ia menjelaskan bahwa kontraksi pada berbagai faktor pertumbuhan ekonomi menjadi penyebab utama tekanan pada kuartal I-2025.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi:

  • Penurunan Daya Beli Masyarakat: Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terus berlanjut sejak awal tahun menjadi indikator penurunan daya beli yang perlu diwaspadai.
  • Tekanan pada Belanja Pemerintah: Penerimaan pajak yang hanya mencapai 14,7% dari target hingga Maret 2025 menunjukkan adanya tekanan pada belanja pemerintah. Peran Danantara sebagai pengelola dividen BUMN juga menjadi sorotan dalam sektor Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
  • Investasi yang Wait and See: Ketidakpastian ekonomi domestik dan global menyebabkan investor cenderung menunda investasi mereka.
  • Dampak Kebijakan Tarif AS: Sektor ekspor impor sangat terpengaruh oleh kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden AS saat ini.

Ajib Hamdani menyarankan agar pemerintah Indonesia mendorong low cost economy dengan meniru kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah China untuk meningkatkan daya saing ekonomi domestik dan industri manufaktur.

Chief Economist Bank Central Asia (BCA), David Sumual, juga sependapat bahwa target pertumbuhan ekonomi 2025 sebesar 5,2% sulit dicapai. Ia menilai bahwa pemerintah perlu bekerja lebih keras untuk mempercepat belanja, terutama yang terkait dengan program-program unggulan pemerintah. Percepatan belanja pemerintah diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pada kuartal II-2025, dengan catatan bahwa ketegangan akibat perang tarif mereda.

Dengan demikian, tantangan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang telah ditetapkan sangat besar. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis dan inovatif untuk mengatasi berbagai kendala dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.