Perairan Selat Bali Diterjang Gelombang Tinggi, Pelayaran Diminta Waspada
Perairan Selat Bali dilaporkan mengalami peningkatan tinggi gelombang yang signifikan, memaksa kapal-kapal yang melintas untuk berjuang menaklukkan ombak. Kondisi ini memicu kewaspadaan bagi para pelaku pelayaran dan masyarakat pesisir di sekitar wilayah tersebut.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), peningkatan tinggi gelombang diperkirakan mencapai 2,5 hingga 4 meter di sejumlah perairan, termasuk Selat Bali bagian selatan, perairan Banyuwangi, Jember, Lumajang, dan Selat Badung. Angin kencang dengan kecepatan 10-15 knots dari arah selatan juga turut memperburuk kondisi perairan.
BMKG telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku mulai tanggal 6 hingga 9 Mei 2025. Masyarakat dan khususnya para operator kapal diimbau untuk terus memantau perkembangan cuaca dan gelombang laut melalui saluran informasi resmi BMKG. Penundaan perjalanan atau penerapan tindakan pengamanan ekstra sangat disarankan demi keselamatan.
Fenomena pasang maksimum air laut juga diprediksi akan terjadi bersamaan dengan gelombang tinggi. Kombinasi kedua fenomena ini berpotensi mengganggu aktivitas transportasi laut di sekitar pelabuhan dan wilayah pesisir. Selain itu, para petani garam, pelaku perikanan darat, dan kegiatan bongkar muat di pelabuhan juga perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak yang mungkin timbul.
BMKG mengimbau seluruh masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di wilayah pesisir yang berpotensi terdampak gelombang tinggi untuk meningkatkan kewaspadaan. Pemantauan informasi cuaca secara berkala dan persiapan mitigasi yang memadai dapat membantu meminimalisir potensi kerugian akibat gelombang tinggi dan pasang air laut.