Trump Perketat Pembatasan Pendanaan Riset Virus, Tuding China dan Iran Sumber Potensi Pandemi

Pemerintahan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, semakin mempertegas keyakinannya terkait asal-usul pandemi COVID-19. Melalui serangkaian tindakan dan pernyataan, Trump menyoroti dugaan keterkaitan antara penelitian virus di China dengan munculnya wabah global tersebut. Langkah konkret yang diambil adalah penghentian pendanaan riset virus yang dianggap berpotensi membahayakan, terutama yang berlokasi di negara-negara dengan standar pengawasan yang dinilai kurang memadai.

Kebijakan ini diumumkan melalui akun media sosial X milik Gedung Putih, yang secara eksplisit menyebut China dan Iran sebagai negara yang menjadi perhatian utama. Perintah eksekutif yang ditandatangani oleh Trump memberikan wewenang kepada National Institutes of Health (NIH) dan badan-badan terkait untuk mengidentifikasi dan menarik dana dari penelitian biologi yang dianggap berisiko terhadap kesehatan publik atau keamanan nasional.

Inti dari kebijakan ini adalah untuk melindungi warga Amerika Serikat dari potensi kecelakaan laboratorium dan insiden biosekuriti yang dapat memicu pandemi baru. Pemerintah AS secara tegas melarang pendanaan federal untuk penelitian asing yang berpotensi menyebabkan pandemi. Langkah ini dipicu oleh kekhawatiran terhadap penelitian gain-of-function yang dilakukan pada virus corona kelelawar di China oleh EcoHealth Alliance dan Wuhan Institute of Virology.

Pemerintahan Trump meyakini bahwa pandemi COVID-19, yang melanda dunia lima tahun lalu, kemungkinan besar berasal dari kebocoran laboratorium di Wuhan, China. Keyakinan ini sejalan dengan pandangan beberapa badan intelijen AS, termasuk FBI, Departemen Energi, dan CIA. Mereka sepakat bahwa insiden di laboratorium Wuhan merupakan penyebab paling mungkin dari pandemi COVID-19.

Perdebatan mengenai asal-usul COVID-19 masih terus berlangsung di kalangan ilmuwan dan pakar kesehatan. Meskipun beberapa pihak meyakini bahwa virus tersebut berasal dari kebocoran laboratorium, yang lain berpendapat bahwa virus tersebut berpindah dari hewan ke manusia secara alami tanpa campur tangan manusia. Beberapa tokoh terkemuka seperti mantan Direktur CDC, Dr. Robert Redfield mendukung teori kebocoran laboratorium. Sementara itu, Dr. Anthony Fauci, kepala penasihat medis pemerintahan Biden, dan mantan Direktur NIH, Dr. Francis Collins, terus mendukung hipotesis perpindahan zoonosis alami.