Mantan Gubernur Jawa Barat Pertanyakan Motif Orang Tua Kirim Anak 'Baik' ke Pelatihan Militer
Mantan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, baru-baru ini mengungkapkan keheranannya terkait alasan sejumlah orang tua mengirimkan anak-anak mereka yang tidak bermasalah ke pelatihan militer. Hal ini terungkap saat dirinya mengunjungi sebuah markas TNI di Lembang, Bandung Barat.
Dalam kunjungan yang terekam dan diunggah di kanal YouTube pribadinya, Dedi Mulyadi berinteraksi langsung dengan para ibu dan peserta pendidikan dasar kepemimpinan. Dari dialog tersebut, terungkap berbagai alasan yang menurut Dedi Mulyadi kurang tepat sasaran.
Seorang ibu mengeluhkan anaknya sering terlambat sekolah karena terkendala transportasi. Menanggapi hal ini, Dedi Mulyadi menilai keterlambatan karena masalah transportasi bukanlah masalah besar yang memerlukan pelatihan militer.
"Itu mah gak ada masalah. Kalau anak baik, masalahnya cuma disiplin. Gak apa-apa, ini peningkatan disiplin aja," ujarnya.
Dialog serupa terjadi dengan ibu lainnya yang mengungkapkan anaknya lebih tertarik pada kegiatan kesenian sehingga kurang fokus pada sekolah. Dedi Mulyadi kembali berpendapat bahwa masalah ini seharusnya bisa diselesaikan di rumah tanpa perlu melibatkan pelatihan militer.
"Itu mah sama ibu aja selesai. Gak usah sampai ke sini," katanya.
Beberapa ibu bahkan mengakui anak-anak mereka sering bolos sekolah dan lebih memilih menghabiskan waktu di kantin. Dedi Mulyadi sekali lagi menekankan pentingnya peran orang tua dalam menyelesaikan masalah-masalah kecil seperti ini.
"Kenapa gak diberesin sama ibu? Itu hal kecil. Jangan sampai gubernur ikut campur," jawab Dedi.
Kendati demikian, para ibu tetap berpendapat bahwa pelatihan militer dapat membantu meningkatkan kedisiplinan anak-anak mereka. Dedi Mulyadi kemudian menjelaskan kepada para peserta pelatihan bahwa program ini lebih difokuskan pada pembentukan karakter dan disiplin.
"Ini mah pelatihan dasar kepemimpinan. Bangun pagi, makan tepat waktu, tidur tepat waktu. Melatih calon pemimpin supaya gak kesiangan," jelasnya.
Ia juga menekankan bahwa pelatihan ini bukan ditujukan untuk anak-anak yang bermasalah.
Dalam kesempatan tersebut, Dedi Mulyadi juga sempat bertanya kepada para peserta apakah ada yang pernah terlibat tawuran atau merokok. Para peserta mengaku tidak pernah tawuran, namun beberapa mengakui merokok.
"Bisa gak di sini berhenti merokok?" tanya Dedi.
"Bisa!" jawab anak-anak serempak.
"Di sini gak akan dimarahin mama. Paling sama pelatih, 'eh kamu bangun!'" ujar Dedi sambil tertawa.