Lembur Katumbiri: Transformasi Kampung Pelangi Bandung Menjadi Destinasi Wisata Warna-Warni
Lembur Katumbiri: Kebangkitan Warna di Jantung Kota Bandung
Kota Bandung kembali menghadirkan destinasi wisata yang memanjakan mata dengan diresmikannya Lembur Katumbiri, yang sebelumnya dikenal sebagai Kampung Pelangi. Transformasi ini menghadirkan wajah baru bagi perkampungan yang terletak di Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, dengan balutan warna-warni cerah yang memikat.
Lembur Katumbiri, yang berarti 'kampung pelangi' dalam Bahasa Sunda, menawarkan pengalaman visual yang unik dengan rumah-rumah yang dicat dengan beragam warna. Lokasinya yang berada di lereng Sungai Cikapundung menambah daya tarik tersendiri, memberikan nuansa alami yang menyegarkan. Pengunjung dapat mengakses kampung ini melalui Gang Bapa Ehom, yang terletak di samping area Teras Cikapundung.
Peresmian Lembur Katumbiri pada tanggal 6 Mei 2025 menjadi momentum penting bagi warga setempat dan pemerintah Kota Bandung. Inisiatif pengecatan ulang ini bertujuan untuk menghidupkan kembali potensi wisata kampung yang sempat meredup. Dengan melibatkan seniman mural John Martono dan partisipasi aktif warga, sekitar 200 rumah di Lembur Katumbiri berhasil disulap menjadi karya seni yang mempesona.
Kolaborasi dan Harapan Baru
Proses pengecatan Lembur Katumbiri melibatkan kolaborasi antara seniman, pemerintah, dan warga setempat. John Martono, sang seniman mural, mengungkapkan bahwa ia membutuhkan waktu sekitar 17 hari untuk menyelesaikan proyek ini. Dengan bantuan tim dan warga, setiap rumah diusahakan memiliki warna yang berbeda, menciptakan harmoni visual yang menarik.
Konsep mural yang diterapkan di Lembur Katumbiri bersifat fleksibel dan adaptif terhadap keinginan warga. John Martono menjelaskan bahwa ia tidak menerapkan konsep spesifik, melainkan berusaha menciptakan suasana yang semarak dan berwarna, mencerminkan perjalanan hidup yang penuh dengan situasi yang berbeda-beda. Ia menyebut konsep ini sebagai "the journey of happiness".
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, berharap Lembur Katumbiri dapat menjadi "hidden gem" bagi wisatawan yang mencari tempat wisata alternatif. Ia mendorong warga setempat untuk memanfaatkan potensi ini dengan membuka usaha-usaha kecil yang dapat menunjang kegiatan wisata, seperti tempat makan dan toko souvenir. Dengan tetap menjaga kebersihan dan keselamatan, Lembur Katumbiri diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi warga.
Ketua RT 10 RW 12 Kelurahan Dago, Rasimun, menyambut baik inisiatif pengecatan ulang kampung mereka. Ia berharap peresmian Lembur Katumbiri dapat mendorong pertumbuhan ekonomi warga setempat. Meskipun dampak ekonomi belum terasa secara signifikan, ia optimis bahwa akan ada pedagang baru yang bermunculan setelah peresmian ini.
Akses dan Tips Berkunjung
Untuk mencapai Lembur Katumbiri, pengunjung perlu berjalan kaki sekitar 600 meter dari Gang Bapa Ehom. Jalan setapak yang telah dipugar relatif datar dan aman untuk dilalui, namun perlu berhati-hati karena ada beberapa titik yang licin, terutama saat hujan. Setelah berjalan kaki selama sekitar 10 menit, warna-warni cerah dinding rumah mulai terlihat. Tersedia spot foto yang dapat digunakan pengunjung untuk mengabadikan momen dengan latar rumah warna-warni.
Perlu diingat bahwa untuk mengakses Lembur Katumbiri, pengunjung harus melalui turunan dan tanjakan yang cukup curam. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan alas kaki yang nyaman dan berhati-hati saat berjalan. Dengan persiapan yang matang, kunjungan ke Lembur Katumbiri akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan.