Penantian Berakhir: Siswa SDN Bedono 1 Akhirnya Kembali ke Ruang Kelas Usai Belajar di Kolong
Setelah dua bulan lamanya menanti, siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bedono 1, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, akhirnya dapat bernapas lega. Mereka akan segera kembali merasakan belajar di ruang kelas yang layak, setelah sebelumnya terpaksa menjalankan kegiatan belajar mengajar (KBM) di kolong sebuah bangunan.
Keterlambatan serah terima kunci yang disebabkan oleh proses administrasi yang kompleks antara berbagai pihak, termasuk PP Semarang-Demak, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Demak, dan pihak kontraktor, menjadi penyebab utama penundaan ini. Kondisi ini memaksa para siswa untuk belajar dalam kondisi yang kurang ideal, dengan hanya beralaskan tikar dan tanpa meja, serta ruang terbuka tanpa dinding yang memadai.
Kabar baik ini disampaikan oleh Kasi Sarpras Bidang SD dan SMP Dindikbud Demak, Setyo Adi Prayitno, yang menyatakan bahwa kunci bangunan sekolah telah resmi diserahkan dari PP Semarang-Demak kepada pihak sekolah. "Hari ini resmi kami terima dan selanjutnya saya serahkan langsung pengelolaannya ke kepala sekolah sebagai pengguna bangunan," ujarnya usai serah terima kunci di SDN Bedono 1.
Setyo Adi Prayitno berharap, seluruh 90 siswa dari 3 kelas yang sebelumnya belajar di kolong bangunan, dapat segera memulai KBM di ruang kelas yang baru. "Harapannya besok pagi sudah bisa ditempati kegiatan belajar mengajar oleh siswa di lingkungan Desa Bedono," imbuhnya.
Sementara itu, kolong bangunan yang sebelumnya digunakan sebagai ruang kelas sementara akan dimanfaatkan sebagai lahan parkir. Kepala SDN Bedono 1, Suryadi, menyambut baik kabar ini dan berencana untuk segera memindahkan kegiatan belajar mengajar ke ruang kelas baru.
"Insyaallah besok pagi akan kita tempati, karena pesan dari dinas karena kunci telah diserahkan jangan sampai ada KBM di bawah kolong," kata Suryadi dengan nada syukur. Ia juga mengaku tidak menyangka bahwa serah terima kunci dapat dilaksanakan secepat ini.
Namun, meskipun ruang kelas baru akan segera ditempati, kondisi di dalam kelas masih belum sepenuhnya siap. Ruangan-ruangan tersebut masih kosong dan belum dilengkapi dengan sarana penunjang seperti kursi dan meja. Suryadi menjelaskan bahwa pihaknya tengah berupaya untuk menyiapkan sarana pendukung untuk satu kelas, sementara kelas lainnya akan menggunakan mebel lama yang masih layak pakai.
"Karena satu ruangan sudah saya belikan mebel baru, yang lainnya masih yang lama," jelasnya.
Terlepas dari segala keterbatasan, Suryadi memastikan bahwa kondisi siswa tetap baik dan semangat belajar mereka tidak luntur. Ia bahkan menyebut bahwa pengalaman belajar di kolong bangunan justru menjadi motivasi tambahan bagi siswa lainnya yang belajar di dalam kelas.
"Alhamdulillah kondisi anak-anak sehat, dan semangat luar biasa. Ini memacu anak-anak yang belajar di dalam kelas," pungkasnya.