Aktivitas Sahabat Reptile Jayapura: Empat Ular Dievakuasi dari Pemukiman Warga dalam Lima Hari

Kota Jayapura menjadi saksi bisu kegiatan penyelamatan reptil oleh Sahabat Reptile Jayapura (Sareja) selama lima hari di bulan Mei. Tercatat empat ekor ular berhasil dievakuasi dari berbagai lokasi rumah warga, menunjukkan tingginya interaksi antara manusia dan satwa liar di wilayah tersebut.

Evakuasi pertama terjadi pada tanggal 1 Mei, ketika tim Sareja menerima laporan keberadaan seekor Sanca Permata Papua (Morelia Amethistina) di kediaman warga yang terletak di Jalan Jeruk Nipis, Kotaraja, Distrik Abepura. Dengan sigap, tim bergerak menuju lokasi dan berhasil mengamankan ular tersebut. Selang beberapa hari, pada tanggal 4 Mei, Sareja kembali dihubungi terkait penemuan seekor ular tikus (Stegonotus Cucullatus) yang masuk ke dalam rumah warga di Kampung Koya, Distrik Muara Tami. Proses evakuasi pun kembali dilakukan dengan lancar.

Tidak berhenti di situ, pada tanggal 5 Mei, Sareja mencatat dua evakuasi sekaligus. Pertama, seekor Kadal Panana (Blue Tongue Skink) ditemukan di area pemukiman warga. Kedua, seekor ular Monopohon (Candoia Carinata), yang dikenal juga dengan sebutan Boa Pohon Papua, berhasil diamankan dari lingkungan rumah warga. Keberadaan ular-ular ini di area pemukiman menunjukkan adaptasi satwa liar terhadap lingkungan yang berubah.

Menurut Ardin, salah satu anggota Sareja, keempat ular yang dievakuasi tersebut tidak termasuk dalam kategori ular berbisa. Ia menjelaskan bahwa ular piton, termasuk piton patola yang sering ditemukan warga, tidak memiliki bisa. Begitu pula dengan ular boa pohon Papua, yang cenderung memiliki karakter pasif dan aman untuk dipegang. Meski demikian, evakuasi tetap dilakukan untuk mencegah potensi konflik antara ular dan manusia.

Ardin menambahkan bahwa keberadaan kandang ayam di sekitar rumah seringkali menjadi daya tarik bagi ular piton patola. Ular ini merupakan pemangsa unggas dan tikus, sehingga area yang kaya akan sumber makanan akan menarik perhatiannya. Dengan melakukan evakuasi, Sareja berharap dapat mengurangi risiko interaksi negatif antara ular dan warga, serta berkontribusi pada upaya menjaga keseimbangan ekosistem di wilayah Jayapura.