Adu Mulut Berujung Maut: Pemuda Sampang Meregang Nyawa Akibat Pembacokan di Depan Rumah Sakit
Sampang Berduka: Nyawa Melayang Akibat Perselisihan di Media Sosial
Kabupaten Sampang, Jawa Timur, digegerkan dengan insiden berdarah yang merenggut nyawa seorang pemuda pada Senin (5/5/2025) malam. Peristiwa tragis ini terjadi di depan RSUD Ketapang, sebuah lokasi yang seharusnya menjadi tempat penyembuhan, justru menjadi saksi bisu aksi kekerasan yang memilukan. NH (22), seorang warga Dusun Kombang, Desa Ketapang Laok, menjadi korban dalam insiden yang dipicu oleh komentar di status WhatsApp.
Pelaku, FA (20), warga Dusun Taman, tega membacok korban hingga tewas. Motif dari tindakan keji ini berawal dari ketersinggungan pelaku terhadap komentar yang dilontarkan korban pada unggahan status WhatsApp milik pelaku. Kapolres Sampang, AKBP Hartono, menjelaskan kronologi kejadian yang bermula dari unggahan foto di status WhatsApp.
FA, saat berada di tempat kerjanya di area parkir RSUD Ketapang, mengunggah foto bersama temannya, H, dengan keterangan yang dianggap kurang pantas. Komentar korban yang bernada merendahkan memicu kemarahan pelaku, yang berujung pada tantangan untuk bertemu.
Berikut adalah rangkuman kejadian:
- Awal Mula Perselisihan: FA mengunggah foto di status WhatsApp.
- Komentar Provokatif: NH memberikan komentar yang menyinggung FA.
- Tantangan Pertemuan: FA merasa tersinggung dan menantang NH untuk bertemu.
- Adu Mulut dan Penamparan: Pertemuan di depan RSUD Ketapang diwarnai adu mulut dan penamparan.
- Pembacokan Tragis: FA mengeluarkan celurit dan membacok NH di bagian dada.
Pertemuan yang seharusnya menjadi ajang penyelesaian masalah justru berubah menjadi petaka. Korban yang sempat berusaha mencari pertolongan di area rumah sakit akhirnya menghembuskan napas terakhir.
Polisi bertindak cepat dengan menangkap pelaku dan menjeratnya dengan Pasal 351 ayat (3) KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian. Pelaku terancam hukuman penjara hingga 7 tahun. Kasus ini menjadi pelajaran pahit tentang bagaimana interaksi di media sosial dapat memicu konflik yang berujung pada tindakan kekerasan yang fatal.