Barcelona Tersingkir Dramatis dari Liga Champions, Tangis Raphinha Pecah di San Siro
Pertandingan penuh drama antara Inter Milan dan Barcelona di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, pada leg kedua semifinal Liga Champions, Rabu dini hari, berakhir dengan kekalahan menyakitkan bagi tim tamu. Barcelona harus mengakui keunggulan Inter Milan dengan skor 3-4, sekaligus mengubur impian mereka untuk melaju ke babak final.
Laga yang berlangsung sengit ini menyajikan tujuh gol yang tercipta silih berganti. Inter Milan sempat memimpin 2-0 di babak pertama melalui gol Lautaro Martinez dan tendangan penalti Hakan Calhanoglu. Namun, Barcelona menunjukkan semangat juang tinggi dan berhasil membalikkan keadaan menjadi 3-2 hingga menit ke-90, berkat gol-gol dari Eric Garcia, Dani Olmo, dan Raphinha. Ketika asa untuk melaju ke final mulai membuncah, Francesco Acerbi membuyarkan harapan Barcelona dengan gol penyama kedudukan di masa injury time. Pertandingan pun harus dilanjutkan ke babak tambahan, di mana Davide Frattesi memastikan kemenangan Inter Milan.
Kekalahan ini membuat Barcelona tersingkir dari Liga Champions dengan agregat 6-7, setelah bermain imbang 3-3 pada leg pertama di kandang sendiri. Usai peluit panjang dibunyikan, Raphinha, pemain sayap Barcelona, tidak dapat menyembunyikan kesedihannya. Kamera menyorot wajahnya yang penuh air mata, sebuah gambaran kekecewaan mendalam atas kegagalan timnya.
Performa Raphinha sepanjang musim Liga Champions ini sebenarnya cukup gemilang. Gol yang dicetaknya di kandang Inter Milan membuatnya menyamai rekor Cristiano Ronaldo dalam hal kontribusi gol di Liga Champions dalam satu musim. Raphinha tercatat telah berkontribusi dalam 21 gol, dengan 13 gol dan 8 assist. Catatan ini menyamai rekor Ronaldo pada musim 2013/2014. Namun, torehan individu ini tidak cukup untuk membawa Barcelona melangkah lebih jauh di kompetisi elit Eropa.
Bagi Raphinha, kekalahan ini juga berarti pupusnya harapan untuk meraih treble winners bersama Barcelona musim ini. Meskipun demikian, Barcelona masih berpeluang meraih gelar juara di LaLiga, setelah sebelumnya telah mengamankan gelar Copa del Rey. Kegagalan di Liga Champions tentu menjadi pukulan telak, namun Barcelona harus segera bangkit dan fokus untuk meraih hasil maksimal di kompetisi domestik.