Keracunan Massal di Timor Tengah Selatan: 48 Warga Menderita Setelah Konsumsi Daging Sapi

Keracunan Massal Daging Sapi di Timor Tengah Selatan: 48 Warga Terdampak

Sejumlah 48 warga di dua desa di Kecamatan Mollo Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami keracunan makanan setelah mengonsumsi daging sapi pada awal Maret 2025. Kejadian ini mengakibatkan dampak kesehatan yang signifikan bagi masyarakat setempat, menuntut respon cepat dari pihak berwenang dan lembaga kesehatan.

Dari total 48 korban, 20 berasal dari Desa Salbait dan 28 lainnya dari Desa Fatukoko. Meskipun sebagian besar korban telah mendapatkan perawatan dan diperbolehkan pulang, lima orang masih menjalani perawatan medis hingga saat ini. Tiga dirawat di Pustu Fatukoko, yakni Simeon Oematan (65), Rinto Oematan (18), dan Yunus Oematan (11), sementara dua lainnya, Felpina Mambait dan Benyamin Batu, dirawat di Pustu Salbait. Sebanyak 18 warga Desa Salbait dan 25 warga Desa Fatukoko telah dinyatakan sembuh setelah mendapatkan pengobatan.

Sumber daging sapi yang menyebabkan keracunan massal ini telah teridentifikasi berasal dari hewan milik Melki Batu, warga setempat. Melki mengaku menyembelih sapinya setelah hewan tersebut menunjukkan gejala malas makan selama satu bulan. Daging sapi tersebut kemudian dibagikan kepada kerabat dan tetangganya di kedua desa tersebut, tanpa disadari mengandung zat berbahaya yang mengakibatkan keracunan.

Pihak Puskesmas Salbait telah mengambil langkah cepat dengan mengambil sampel daging sapi untuk diperiksa di laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten TTS. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab pasti keracunan dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Hasil laboratorium tersebut sangat penting untuk menentukan langkah-langkah pencegahan yang efektif dan memastikan keamanan pangan bagi masyarakat.

Kejadian ini menyoroti pentingnya pengawasan terhadap keamanan pangan di tingkat pedesaan. Proses penyembelihan hewan ternak dan distribusi dagingnya perlu diawasi secara ketat untuk mencegah kejadian serupa yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya memperhatikan kondisi kesehatan hewan ternak sebelum dikonsumsi juga perlu ditingkatkan.

Polisi setempat, yang diwakili oleh AKBP Sigit Harimbawan, telah membenarkan insiden tersebut dan memastikan bahwa situasi saat ini telah terkendali. Meskipun sebagian besar korban telah pulih, kejadian ini tetap menjadi perhatian serius dan menjadi pelajaran berharga dalam memastikan kesehatan dan keselamatan publik.

Rincian Korban: * Desa Salbait: 20 orang (18 telah sembuh, 2 masih dirawat) * Desa Fatukoko: 28 orang (25 telah sembuh, 3 masih dirawat)

Kejadian ini menunjukkan perlunya peningkatan kesadaran masyarakat tentang keamanan pangan dan pentingnya kerjasama antar instansi terkait dalam menangani masalah kesehatan masyarakat seperti ini. Penyelidikan lebih lanjut akan terus dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti keracunan dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.