Ruang Kelas SMPN 1 Ngariboyo Ambruk Akibat Usia, Rehab Belum Pernah Dilakukan Sejak 1985

Plafon ruang kelas IX E di SMPN 1 Ngariboyo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mengalami kerusakan signifikan dan ambruk pada Senin (5/5) sore lalu. Insiden ini terjadi akibat usia bangunan yang sudah tua dan belum pernah mengalami rehabilitasi sejak didirikan pada tahun 1985.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan, Suwata, menjelaskan bahwa kondisi bangunan sekolah memang sudah memprihatinkan. Penyangga plafon telah lapuk, terutama pada bagian ujung yang menempel pada dinding. Ambruknya plafon terjadi sekitar pukul 14.45 WIB, saat kegiatan belajar mengajar telah usai.

"Usia bangunannya sudah 40 tahun dengan kondisi penyangga plavon yang sudah lapuk pada bagian ujung yang menyanggah dinding. Kejadiannya pada hari Senin (5/5) sore pukul 14.45 WIB," ujar Suwata.

Suwata menambahkan bahwa pihak SMPN 1 Ngariboyo telah mengajukan permohonan rehabilitasi untuk tiga ruang kelas yang kondisinya memang sudah mengkhawatirkan. Pengajuan tersebut telah disampaikan melalui Data Pokok Pendidikan (Dapodik).

Pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun ini akan mengalokasikan anggaran sekitar Rp 180 juta untuk merehabilitasi tiga ruang kelas yang mengalami kerusakan pada bagian atap. Namun, ruang kelas yang plafonnya ambruk justru tidak termasuk dalam pengajuan rehabilitasi tersebut.

"Sudah diajukan rehab 3 ruang kelas melalui Dapodik dengan anggaran sekitar Rp 180 juta, tetapi plavon yang ambruk ini justru yang di luar pengajuan," ucap Suwata.

Meskipun demikian, Suwata memastikan bahwa anggaran rehabilitasi yang sudah dialokasikan akan diprioritaskan untuk memperbaiki ruang kelas yang plafonnya ambruk. Saat ini, siswa kelas IX E dipindahkan ke ruang kelas lain untuk sementara waktu.

"Kita akan prioritaskan untuk ruang kelas yang plafonnya ambrol. Saat ini siswa menggunakan ruang lain untuk belajar," ucap Suwata.

Kejadian ini tidak menimbulkan korban jiwa karena siswa telah pulang saat plafon ambruk. Sebagai langkah antisipasi, pihak sekolah telah memasang penyangga bambu pada atap untuk mencegah dua ruang kelas lainnya ikut ambruk.

"Untuk sementara, siswa dipindah ke ruang kelas lainnya dan kita prioritaskan untuk melakukan rehabilitasi ruang kelas yang plafonnya ambrol agar tidak terdampak pada dua ruang kelas lainnya," kata Suwata.

Berikut adalah poin-poin penting terkait insiden ini:

  • Plafon ruang kelas IX E SMPN 1 Ngariboyo ambruk pada 5 Mei 2025.
  • Penyebabnya adalah usia bangunan yang sudah 40 tahun dan belum pernah direhabilitasi.
  • Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.
  • Siswa dipindahkan ke ruang kelas lain untuk sementara waktu.
  • Sekolah telah mengajukan permohonan rehabilitasi dan akan diprioritaskan untuk ruang kelas yang ambruk.