Saham Perdana Cipta Sarana Medika (DKHH) Banjir Peminat, Kelebihan Permintaan Capai 190 Kali Lipat
Antusiasme investor terhadap saham perdana (IPO) PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH) sangat tinggi, terlihat dari kelebihan permintaan (oversubscription) yang mencapai 190 kali lipat. Pada proses pooling allotment, pesanan yang masuk mencapai Rp 3,8 triliun, jauh melebihi alokasi yang disediakan untuk investor ritel.
DKHH menawarkan 530 juta saham baru, setara dengan 20,78% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, dengan harga penawaran Rp 132 per saham. Aksi korporasi ini menghasilkan dana segar sebesar Rp 69,90 miliar bagi perusahaan.
Sesuai dengan Surat Edaran OJK No 15/2020 angka V, alokasi minimum pooling allotment untuk IPO DKHH adalah 15% dari nilai emisi atau Rp 20 miliar, tergantung mana yang lebih besar. Dengan pooling allotment senilai Rp 20 miliar, IPO DKHH mengalami oversubscription hingga 190 kali lipat, menunjukkan minat yang besar dari investor.
Wilson Sofan, Direktur Investment Banking PT MNC Sekuritas, mengapresiasi tingginya partisipasi masyarakat dalam IPO DKHH. Ia menilai bahwa respons positif ini mencerminkan kepercayaan pelaku pasar terhadap prospek bisnis jangka panjang perseroan.
Satria Muhammad Wilis, Direktur Utama Cipta Sarana Medika, meyakini bahwa ekspansi yang direncanakan perusahaan akan berdampak positif terhadap kinerja di masa mendatang. Pembangunan gedung baru dan penambahan fasilitas di rumah sakit yang sudah ada diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan keuntungan perusahaan.
Dana IPO sebesar Rp 69,90 miliar akan dialokasikan untuk beberapa keperluan, antara lain:
- Pembangunan gedung lima lantai di sekitar RS DKH Cibadak, yang akan dilengkapi dengan fasilitas poliklinik, rawat inap eksekutif, dan rawat inap KRIS (Kelas Rawat Inap Standar) dengan alokasi dana sekitar Rp 40,76 miliar.
- Belanja modal untuk pembelian CT-Scan serta alat medis dan non-medis senilai Rp 3,62 miliar.
- Renovasi rumah sakit yang ada saat ini dengan anggaran sekitar Rp 612 juta.
- Sisa dana akan digunakan sebagai modal kerja, termasuk untuk biaya pemasaran dan pembayaran vendor farmasi dengan mekanisme purchase order.
Manajemen DKHH optimis terhadap prospek industri rumah sakit yang akan terus positif, didukung oleh meningkatnya akses layanan kesehatan melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan pertumbuhan asuransi kesehatan swasta. Saat ini, DKH Hospital Groups melayani pasien melalui skema BPJS Kesehatan dan asuransi.
DKHH berkomitmen untuk membagikan dividen maksimal 50% dari laba bersih tahun buku 2024. Namun, besaran dividen akan bergantung pada hasil usaha, arus kas, prospek usaha, kebutuhan modal kerja, belanja modal, dan rencana investasi perusahaan.
Setelah penawaran umum selesai pada Selasa, 6 Mei 2026, saham DKHH dijadwalkan untuk dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 8 Mei 2025.
PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH) atau DKH Hospital Groups merupakan jaringan rumah sakit yang dimiliki oleh keluarga Umar Wirahadikusumah, Wakil Presiden RI periode 1983–1988. Rumah sakit pertama yang dibangun adalah RS Kartika Cibadak pada tahun 2014, yang kemudian berganti nama menjadi RS DKH Cibadak (tipe C). Pada tahun 2022, grup ini mengakuisisi RS As Shofwan (tipe D) yang kemudian naik kelas menjadi tipe C dan kini dikenal sebagai RS DKH Kedungwaringin. Pada tahun 2023, DKH kembali mengakuisisi RS Kasih Insani dan mengganti namanya menjadi RS DKH Sukatani.