Garuda Indonesia Grounded Sementara 15 Armada: Penjelasan Terkait Pemeliharaan dan Tantangan Rantai Pasok

Garuda Indonesia memberikan klarifikasi terkait pemberitaan mengenai penghentian operasional sementara (grounded) terhadap 15 armadanya. Langkah ini diambil bukan karena masalah finansial semata, melainkan sebagai bagian dari jadwal pemeliharaan rutin yang disebut heavy maintenance.

Menurut Direktur Teknik Garuda Indonesia, Rahmat Hanafi, proses heavy maintenance ini meliputi pemeriksaan menyeluruh dan penggantian suku cadang yang esensial untuk memastikan keselamatan dan kelayakan terbang pesawat. Pemeliharaan terhadap seluruh armada yang terdampak ini, direncanakan akan berlangsung sepanjang tahun ini.

Armada yang terdampak grounded ini terdiri dari 14 pesawat Citilink dan 1 pesawat Garuda Indonesia. Rahmat Hanafi mengakui adanya tantangan dalam rantai pasok suku cadang pesawat, yang menyebabkan proses heavy maintenance membutuhkan waktu lebih lama dari biasanya. Situasi ini, lanjutnya, merupakan masalah yang dihadapi oleh hampir seluruh pelaku industri penerbangan global.

"Garuda Indonesia terus berupaya mengoptimalkan kapasitas produksi di tengah tantangan industri penerbangan global, khususnya dinamika rantai pasok suku cadang pesawat yang kini melanda hampir sebagian besar pelaku industri transportasi udara dunia," ujar Rahmat Hanafi.

Sebelumnya, sebuah laporan dari Bloomberg menyoroti penghentian operasional 15 pesawat Garuda Indonesia. Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa beberapa pemasok meminta pembayaran di muka untuk suku cadang dan tenaga kerja, mengindikasikan kekhawatiran terhadap kondisi keuangan Garuda Indonesia.

Garuda Indonesia menegaskan komitmennya untuk menjaga standar keselamatan dan kualitas pelayanan, meskipun menghadapi berbagai tantangan operasional. Pemeliharaan rutin merupakan bagian integral dari komitmen tersebut, dan maskapai berupaya untuk meminimalkan dampak grounded terhadap jadwal penerbangan dan kenyamanan penumpang.