Konferensi Internasional di Malaysia Soroti Krisis Palestina dan Masa Depan Umat Muslim

Kuala Lumpur, Malaysia menjadi pusat perhatian dunia Islam dengan digelarnya Konferensi Internasional State of The Ummah yang mempertemukan para ulama dan intelektual terkemuka dari 20 negara. Forum penting ini berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 3 hingga 5 Mei 2025, menjadi wadah diskusi intensif mengenai berbagai permasalahan mendesak yang dihadapi umat Muslim global, dengan fokus utama pada situasi kemanusiaan yang memprihatinkan di Palestina.

Konferensi ini merupakan hasil kolaborasi erat antara sejumlah organisasi internasional yang memiliki komitmen terhadap perdamaian, keadilan, dan kemajuan umat. Beberapa organisasi tersebut antara lain Justice and Development Front (JDF), Asian Forum for Peace & Development (AFPAD), International Union of Muslim Scholars (IUMS), Kesatuan Ulama' Muslimin Sedunia (Malaysia), dan International Institute of Advance Islamic Studies (IAIS) Malaysia. Keterlibatan berbagai organisasi ini menunjukkan cakupan luas dan signifikansi konferensi dalam menjembatani berbagai perspektif dan upaya untuk mencari solusi komprehensif.

Forum ini tidak hanya dihadiri oleh para ulama dan tokoh agama, tetapi juga oleh cendekiawan dan pemikir dari berbagai disiplin ilmu. Kehadiran beragam latar belakang ini memungkinkan diskusi yang kaya dan mendalam, mencakup aspek teologis, sosial, politik, dan ekonomi yang relevan dengan tantangan yang dihadapi umat Muslim saat ini. Menteri Kesehatan Malaysia, Dato' Seri Dr. Dzulkefly Ahmad, tampil sebagai pembicara utama, memberikan perspektif penting dari sudut pandang pemerintah. Selain itu, sejumlah tokoh berpengaruh lainnya, termasuk Madam Nurul Izzah (putri Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim), Dr. Phar Kim Beng, Dr. Muslim Abu Umar (Director of Asia Middle East), Dr. Anas Al Tikriti, dan Mr. Chowdhury Mueen-Uddin dari Islamic Forum of Europe, turut memberikan kontribusi berharga dalam konferensi ini.

Salah satu sorotan utama dalam konferensi ini adalah kehadiran Dr. Wadah Khanfar, mantan CEO Al Jazeerah Media Network. Reputasi Dr. Khanfar sebagai salah satu pemikir global terkemuka, yang diakui oleh berbagai publikasi internasional seperti Majalah Foreign Policy dan Forbes, memberikan bobot tersendiri pada diskusi yang berlangsung. Pengalaman dan wawasan beliau dalam bidang media dan komunikasi menjadi sangat relevan dalam konteks disinformasi dan polarisasi yang sering kali memperburuk situasi konflik, termasuk isu Palestina.

Konferensi ditutup secara resmi oleh Deputi Menteri Agama Malaysia, Dr. Zulkifli Hasan. Para peserta konferensi menyatakan harapan besar agar pertemuan ini dapat menghasilkan langkah-langkah konkret dan strategis untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi umat Muslim, khususnya dalam menangani krisis kemanusiaan di Palestina. Diharapkan, hasil diskusi dan rekomendasi dari konferensi ini dapat menjadi panduan bagi para pemangku kepentingan dalam merumuskan kebijakan dan program yang efektif untuk meningkatkan kesejahteraan dan keadilan bagi umat Muslim di seluruh dunia.

Beberapa isu penting yang dibahas dalam konferensi ini:

  • Situasi terkini di Palestina dan upaya untuk mencapai perdamaian yang adil dan berkelanjutan.
  • Peran umat Muslim dalam mempromosikan toleransi, inklusi, dan dialog antaragama.
  • Tantangan ekstremisme dan terorisme yang mengatasnamakan agama Islam.
  • Peningkatan kualitas pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia di negara-negara Muslim.
  • Pemberdayaan ekonomi umat Muslim melalui inovasi dan kewirausahaan.
  • Penguatan kerjasama antarnegara Muslim dalam berbagai bidang.
  • Peningkatan kesadaran dan advokasi terhadap isu-isu kemanusiaan global.