Krisis Gizi Atlet Binaraga Malang: Antara Ayam Tiren dan Janji Gadai BPKB

Kondisi memprihatinkan dialami oleh para atlet binaraga Kabupaten Malang menjelang perhelatan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur IX 2025. Di tengah keterbatasan anggaran, para atlet dilaporkan terpaksa mengonsumsi ayam tiren (bangkai ayam) sebagai sumber protein untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka.

Kabar ini mencuat setelah video yang memperlihatkan atlet sedang membersihkan ayam tiren viral di media sosial. Ketua Pengurus Cabang Persatuan Binaraga dan Fitnes Indonesia (PBFI) Kabupaten Malang, Indra Khusnul, membenarkan kejadian tersebut. Ia menjelaskan bahwa keterbatasan dana memaksa para atlet mencari alternatif yang lebih ekonomis, meski menyadari risiko kesehatan dan etika yang menyertainya.

"Tidak ada solusi lain bagi cabang olahraga kami," ujar Indra, menggambarkan betapa sulitnya situasi yang dihadapi. PBFI Kabupaten Malang disebut tidak memiliki anggaran yang memadai untuk menyediakan makanan bergizi layak bagi para atlet.

Di tengah situasi sulit ini, secercah harapan datang dari seorang dermawan yang menyumbangkan 15 ekor ayam segar dan dua krat telur. Namun, Indra Khusnul tidak yakin bantuan tersebut akan bertahan lama. Sebagai langkah antisipasi, ia bahkan berencana menggadaikan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) mobil pribadinya jika bantuan tersebut habis.

"Seperti saat persiapan Porprov tahun sebelumnya, saya juga menggadaikan BPKB mobil karena mendesak, karena kebutuhan kita banyak untuk persiapan tanding," ungkap Indra.

Menurutnya, anggaran dari Pemerintah Kabupaten Malang untuk atlet binaraga Kabupaten Malang sejauh ini terealisasi Rp 1 juta pada Senin (5/5/2025) kemarin untuk Pemusatan Latihan Kabupaten (Puslatkab). Dana tersebut belum mencakup pemenuhan gizi atlet.

Plh Sekretaris Daerah, Nurman Ramdasyah, menanggapi insiden ini dengan menyatakan bahwa masalah komunikasi internal di Pengcab menjadi salah satu penyebabnya. Ia berharap agar komunikasi antara pengurus cabang dapat diperbaiki. Nurman juga mengakui adanya keterlambatan pencairan anggaran untuk KONI Kabupaten Malang akibat proses birokrasi yang panjang.

"Ya memang anggaran kita sedikit terlambat. Tapi sebetulnya proses pencairan anggaran pemerintah kan tidak bisa cepat, harus ada proses, sehingga sedikit terlambat," jelasnya. Meskipun demikian, ia mengklaim bahwa anggaran untuk binaraga telah dicairkan dan mencukupi.

Rincian Bantuan dan Anggaran:

  • Bantuan dermawan: 15 ekor ayam segar dan 2 krat telur.
  • Anggaran terealisasi dari Pemkab Malang: Rp 1 juta (untuk Puslatkab).
  • Sumber dana alternatif: Gadai BPKB mobil pribadi Ketua Pengcab PBFI.

Kondisi ini menyoroti tantangan serius yang dihadapi oleh atlet daerah dalam meraih prestasi di tengah keterbatasan sumber daya. Sementara itu, solusi jangka panjang dan komitmen dari pemerintah daerah untuk mendukung kesejahteraan atlet sangat dibutuhkan.