Kisah Nur Rohim: Dua Dekade Mengabdi Membuat Identitas Jemaah Haji Indonesia
Di balik kelancaran ibadah haji, terdapat kisah pengabdian seorang pria bernama Nur Rohim. Selama lebih dari dua dekade, tepatnya 21 tahun, warga Jepara, Jawa Tengah ini telah dipercaya untuk membuat gelang identitas bagi para calon jemaah haji yang berangkat melalui Embarkasi Solo.
Sejak tahun 2004, setiap musim haji tiba, Nur Rohim disibukkan dengan produksi gelang identitas. Gelang ini bukan sekadar aksesori, melainkan penanda penting yang membantu mengidentifikasi jemaah, terutama dalam situasi darurat. Nur memilih bahan monel, atau baja putih, sebagai material utama. Keputusan ini didasari oleh sifat monel yang tahan terhadap api dan korosi. Ia menjelaskan bahwa gelang yang terbuat dari monel akan tetap awet meski terkubur puluhan tahun.
"Gelang identitas ini dibuat dari monel. Proses pembuatannya sudah dimulai dua bulan lalu. Di sini (Embarkasi Solo), kami tinggal menambahkan nama, nomor paspor, dan nomor kloter. Monel ini tahan bakar dan anti karat. Walaupun tertanam puluhan tahun, tidak akan berubah," ujar Nur saat ditemui di Embarkasi Solo.
Bahan baku monel sendiri didatangkan dari luar negeri. Nur mengakui bahwa dinamika perdagangan global, seperti perang dagang antara Amerika Serikat dan China, sedikit memengaruhi harga bahan baku. Meski demikian, hal ini tidak menyurutkan semangatnya untuk terus memberikan yang terbaik bagi para calon jemaah haji.
Proses pembuatan gelang dilakukan setiap hari, menyesuaikan dengan jumlah kloter jemaah yang masuk ke Embarkasi Solo. Rata-rata, Nur dan timnya melayani empat kloter per hari. Dalam proses ini, Nur dibantu oleh lima orang petugas. Mereka bekerja keras untuk memastikan setiap gelang identitas dibuat dengan teliti dan akurat. Setiap kloter membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk menyelesaikan proses pembuatan gelang.
Prosesnya dimulai dengan lempengan monel yang telah diproses di Jepara. Setibanya di Embarkasi Solo, nama-nama jemaah haji dicetak pada lempengan tersebut berdasarkan data yang telah diterima.
Inisiatif pembuatan gelang identitas bagi jemaah haji Indonesia sendiri berawal dari Jepara. Latar belakangnya adalah tragedi Mina tahun 1990, yang menyebabkan ribuan jemaah haji meninggal dunia. Banyak jemaah yang hilang dan hanya bisa diidentifikasi melalui gelang yang mereka kenakan.
"Pertama kali, pencetus gelang haji aslinya dari Jepara. Pas peristiwa Mina itu, banyak yang hilang dan ditemukan gelangnya," kenang Nur.
Setelah musim haji usai, Nur kembali menekuni profesinya sebagai perajin perhiasan di Jepara. Ia membuat berbagai macam perhiasan dari monel, seperti cincin dan kalung. Pengabdian Nur Rohim dalam pembuatan gelang identitas jemaah haji merupakan contoh nyata bagaimana ketekunan dan dedikasi dapat memberikan dampak positif bagi banyak orang.
- Bahan Baku:
- Monel (Baja Putih)
- Didatangkan dari luar negeri
- Proses Pembuatan:
- Pencetakan nama dan nomor identitas di Embarkasi Solo
- Rata-rata 2 jam per kloter
- Latar Belakang:
- Tragedi Mina 1990 mendorong inisiatif pembuatan gelang
- Pekerjaan Musiman:
- Perajin perhiasan monel di Jepara setelah musim haji