Ahmad Dhani Mempertahankan Diri di Sidang MKD Terkait Kontroversi Usulan Naturalisasi Pemain Sepak Bola
Ahmad Dhani Bersikukuh Tidak Bersalah dalam Usulan Naturalisasi Pemain Sepak Bola
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Ahmad Dhani, dengan gigih mempertahankan posisinya dalam sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) terkait usulan kontroversialnya mengenai naturalisasi pemain sepak bola. Sidang yang berlangsung pada hari Rabu, 7 Mei 2025 di Jakarta, menjadi ajang bagi Dhani untuk memberikan pembelaan atas usulan yang sebelumnya menuai kritik dari berbagai pihak.
Dhani menegaskan bahwa dirinya tidak melihat adanya kesalahan dalam usulan yang ia sampaikan. Ia berpendapat bahwa usulan tersebut, termasuk ide untuk menaturalisasi mantan pemain sepak bola berusia di atas 40 tahun, bahkan yang berstatus duda, dan kemudian menjodohkan mereka dengan perempuan Indonesia, bertujuan untuk memperbaiki persepakbolaan nasional.
"Sebagai anggota Parlemen, saya meyakini bahwa pernyataan saya tidak mengandung kesalahan," ujar Dhani saat memberikan pembelaan di hadapan anggota MKD. Ia menambahkan bahwa dirinya percaya perbaikan sepak bola Indonesia memerlukan pendekatan natural development, sebagaimana yang telah ia sampaikan dalam rapat bersama Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.
Pembelaan Terhadap Norma Agama dan Pancasila
Lebih lanjut, Dhani mengklaim bahwa usulannya tidak bertentangan dengan norma agama maupun Pancasila. Ia membantah bahwa usulannya mendorong perilaku menyimpang. Dhani menekankan bahwa ia hanya menyarankan agar para pemain naturalisasi tersebut dijodohkan, bukan untuk melakukan tindakan yang melanggar norma sosial.
"Saya tidak menyarankan untuk kumpul kebo. Saya menyarankan untuk dijodohkan, dan saya terbuka terhadap arahan apabila pernyataan saya bertentangan dengan Pancasila dan agama," tegas Dhani.
Ia juga menyatakan kesediaannya untuk mengakui dan mengoreksi pernyataannya jika terbukti melanggar norma Pancasila dan agama. Dhani berpendapat bahwa usulannya tidak melanggar norma agama karena tidak ada protes yang muncul dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Saya akan mengoreksi pernyataan saya saat ini juga, Yang Mulia, seandainya pernyataan saya bertentangan dengan norma-norma Pancasila maupun norma-norma agama," kata Dhani.
Kontroversi Usulan Naturalisasi
Sebelumnya, usulan Ahmad Dhani kepada Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, terkait naturalisasi pemain sepak bola telah menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk Komnas Perempuan. Salah satu usulan yang menjadi sorotan adalah terkait kriteria fisik pemain yang akan dinaturalisasi.
Dhani menyarankan agar pemain yang dinaturalisasi memiliki ciri-ciri fisik yang lebih mirip dengan orang Indonesia. Ia berpendapat bahwa pemain dengan ras rambut pirang dan mata biru kurang ideal untuk mewakili Indonesia.
"Tapi, usul saya kurangilah pemain yang bule, dalam tanda kutip yang rasnya rambut pirang, mata biru, karena kalau menurut saya untuk Indonesia kurang enak dilihat. Kalau bisa dicari yang mungkin yang rasnya mirip-mirip dengan kita. Entah itu dari Korea, Afrika, yang mirip-mirip dengan kita," kata Dhani dalam rapat yang digelar di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, pada Rabu, 5 Maret 2025.
Selain itu, Dhani juga mengusulkan agar PSSI menaturalisasi mantan bintang sepak bola berusia di atas 40 tahun, bahkan yang berstatus duda, dan kemudian menjodohkan mereka dengan perempuan Indonesia. Usulan ini dianggap sebagai pemikiran out of the box oleh Dhani.
"Lalu, naturalisasi tidak harus pemain. Bisa juga, misalnya pemain bola hebat di atas usia 40, kita naturalisasi lalu kita jodohkan dengan perempuan Indonesia. Nah, anaknya itu yang harapkan jadi pemain sepak bola yang bagus juga. Ini pemikirannya memang agak out of the box, Pak Erick. Tapi bisa dianggarkan 2026 programnya,” kata Ahmad Dhani.
“Jadi, pemain bola di atas 40 tahun yang mau dinaturalisasi dan mungkin yang duda, kita carikan jodoh di Indonesia, Pak. Kita cari yang laki-laki saja, apalagi kalau muslim bisa 4 istrinya," tuturnya.