Tiongkok Gencarkan Stimulus Moneter di Tengah Ketegangan Perdagangan dengan AS
Tiongkok Lancarkan Serangkaian Stimulus Moneter
Pemerintah Tiongkok mengambil langkah signifikan untuk menstimulasi perekonomiannya yang sedang menghadapi tantangan akibat perang dagang dengan Amerika Serikat. Bank Sentral Tiongkok (PBOC) mengumumkan serangkaian kebijakan pelonggaran moneter, termasuk pemangkasan suku bunga dan penurunan rasio cadangan wajib (RRR) bagi perbankan.
Menurut pernyataan resmi, PBOC memangkas suku bunga reverse repurchase (reverse repo) tujuh hari sebesar 10 basis poin, menurunkan suku bunga acuan menjadi 1,4 persen. Langkah ini diharapkan dapat menurunkan suku bunga pinjaman utama (loan prime rate) dengan margin yang serupa, sehingga mendorong aktivitas pinjam meminjam di kalangan bisnis dan konsumen.
Sebagai tambahan, PBOC juga akan menurunkan RRR sebesar 50 basis poin. Kebijakan ini akan menyuntikkan likuiditas sebesar 1.000 miliar yuan, atau sekitar 138,6 miliar dolar AS, ke dalam sistem keuangan Tiongkok. Tujuannya adalah untuk meningkatkan ketersediaan dana bagi bank untuk memberikan pinjaman, yang pada gilirannya dapat memacu pertumbuhan ekonomi.
Kebijakan pemangkasan suku bunga mulai berlaku pada 8 Mei, sementara pelonggaran RRR akan efektif pada 15 Mei.
Fokus pada Sektor Prioritas dan Konsumsi
Selain pelonggaran moneter secara umum, pemerintah Tiongkok juga mengumumkan langkah-langkah khusus untuk mendukung sektor-sektor prioritas, seperti teknologi, properti, serta sektor konsumsi dan layanan lansia. Hal ini mencerminkan upaya pemerintah untuk mengarahkan stimulus ke area-area yang dianggap memiliki potensi pertumbuhan paling besar dan paling penting bagi kesejahteraan sosial.
Salah satu kebijakan utama adalah pembentukan instrumen relending senilai 500 miliar yuan. Dana ini akan dialokasikan untuk mendukung konsumsi rumah tangga dan pembiayaan perawatan lansia. Pemerintah berharap bahwa dengan mempermudah akses terhadap pembiayaan, masyarakat akan lebih terdorong untuk berbelanja dan meningkatkan konsumsi, yang merupakan komponen penting dari pertumbuhan ekonomi.
PBOC juga akan memangkas suku bunga kredit rumah melalui dana tabungan perumahan nasional sebesar 25 basis poin. Suku bunga kredit lima tahun untuk pembeli rumah pertama akan diturunkan menjadi 2,6 persen, dari sebelumnya 2,85 persen. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat di sektor perumahan dan menstabilkan pasar properti.
Selain itu, persyaratan cadangan kas bagi lembaga pembiayaan otomotif akan dikurangi secara bertahap hingga mencapai nol persen. Hal ini bertujuan untuk mempermudah lembaga pembiayaan otomotif dalam memberikan kredit kepada konsumen, sehingga dapat meningkatkan penjualan mobil dan mendorong pertumbuhan industri otomotif.
Sinyal Negosiasi Dagang dengan AS
Langkah-langkah stimulus ini diumumkan bersamaan dengan adanya sinyal-sinyal positif terkait dengan potensi perbaikan hubungan dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat. Wakil Perdana Menteri Tiongkok, He Lifeng, dijadwalkan untuk bertemu dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent, di Swiss. Pertemuan ini merupakan dialog dagang pertama sejak kedua negara terlibat dalam perang tarif yang signifikan.
Pasar global menyambut baik berita ini, dengan harapan bahwa kedua belah pihak dapat mencapai kesepakatan yang akan mengurangi ketegangan perdagangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi global. Meskipun demikian, beberapa analis memperingatkan bahwa masih ada tantangan yang signifikan yang perlu diatasi sebelum kedua negara dapat sepenuhnya memulihkan hubungan dagang mereka.
Ruang untuk Stimulus Lebih Lanjut
Para analis mencatat bahwa meskipun Tiongkok telah meluncurkan serangkaian langkah-langkah stimulus moneter, belum ada kebijakan fiskal baru yang diumumkan. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa pemerintah mungkin akan merilis kebijakan fiskal tambahan jika tanda-tanda perlambatan ekonomi lebih lanjut terlihat.
Beberapa ekonom memprediksi bahwa PBOC akan terus melonggarkan kebijakan moneter dalam beberapa bulan mendatang, dengan potensi penurunan tambahan untuk suku bunga dan RRR. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah Tiongkok berkomitmen untuk melakukan segala yang diperlukan untuk menstabilkan perekonomian dan mencapai target pertumbuhan yang telah ditetapkan.