Payung Raksasa Masjid Nabawi: Lebih dari Sekadar Pelindung dari Terik Matahari

Masjid Nabawi, sebuah tempat suci yang selalu ramai dikunjungi umat Muslim dari seluruh dunia, menyimpan sebuah daya tarik visual yang unik: payung-payung raksasa yang menjulang tinggi di pelataran masjid. Keberadaan payung-payung ini bukan hanya sekadar hiasan atau pelindung dari panas matahari, melainkan sebuah mahakarya rekayasa dan desain yang sarat akan fakta dan cerita menarik.

Proyek ambisius ini, yang dikenal sebagai Medina Haram, dimulai pada tahun 2010 atas inisiatif Pemerintah Arab Saudi. Untuk mewujudkannya, mereka menggandeng Saudi Binladin Group sebagai kontraktor utama, serta melibatkan keahlian dari perusahaan-perusahaan ternama dari Jerman dan Jepang. Liebherr, sebuah pabrik payung terkemuka dari Jerman, bertanggung jawab dalam pembuatan struktur mekanis payung, sementara Taiyo Kogyo dari Jepang menyumbangkan keahliannya dalam teknologi membran kain yang inovatif.

Sebanyak 250 unit payung raksasa menghiasi Piazza Masjid Nabawi di Madinah. Ketika terbuka penuh, setiap payung memiliki luas sekitar 25,5 x 25,5 meter dan menjulang setinggi 15 meter, mampu melindungi area seluas 143.000 meter persegi dari sengatan matahari. Lebih dari sekadar peneduh, payung-payung ini dirancang dengan cermat untuk memenuhi berbagai kriteria ketat yang ditetapkan oleh Pemerintah Arab Saudi.

Berikut adalah detail dari keistimewaan payung-payung tersebut:

  • Material Unggul: Kain yang digunakan adalah PTFE (Politetrafluoroetilena) ekstra kuat dari SEFAR Architecture. Material ini dipilih karena kemampuannya dalam menangkal sinar UV, kekuatan tarik yang tinggi terhadap beban angin, fleksibilitas, ketahanan warna, dan sifat tahan api.
  • Estetika dan Fungsi: Warna kain dipilih menyerupai warna pasir, bukan putih, untuk menghindari pantulan cahaya yang berlebihan. Selain itu, desain pinggiran payung yang menyerupai pita berwarna biru menggunakan material khusus yang dapat menurunkan suhu hingga 8 derajat Celcius.
  • Pencahayaan Terintegrasi: Di dalam setiap payung terdapat lampu yang memberikan penerangan tambahan pada malam hari.
  • Mekanisme Otomatis: Payung-payung ini dapat membuka dan menutup secara otomatis dalam waktu sekitar 3 menit, dan dapat dioperasikan secara bersamaan. Saat tertutup, keberadaannya tidak mengganggu aktivitas di pelataran masjid.

Secara rutin, payung-payung raksasa ini mengembang setiap pukul 7 pagi dan menutup kembali pada pukul 5 sore, mengikuti ritme terbit dan tenggelamnya matahari. Kehadirannya bukan hanya memberikan kenyamanan bagi para peziarah, tetapi juga menjadi simbol kemajuan teknologi dan perhatian terhadap detail dalam menjaga kesucian dan kenyamanan Masjid Nabawi.