Eks Karyawan Bakrie Telecom Geruduk Wisma Bakrie, Tuntut Hak Pesangon yang Tertunda

Puluhan mantan karyawan PT Bakrie Telecom menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung Wisma Bakrie, kawasan Rasuna Said, Jakarta Selatan, pada Rabu (7/5/2025). Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap belum tuntasnya pembayaran kompensasi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dijanjikan perusahaan.

Massa yang tergabung dalam Solidaritas Eks Karyawan Bakrie Telecom 2018-2019 mulai berdatangan sekitar pukul 09.30 WIB. Mereka membawa berbagai atribut seperti poster dan spanduk yang berisi tuntutan. Orasi bergantian disuarakan untuk menarik perhatian pihak manajemen.

"Kami bukan sinyal Esia yang bisa hilang sesuka hati, kami manusia kami punya HAK!!," demikian bunyi salah satu spanduk yang dibawa pengunjuk rasa. Spanduk lainnya bertuliskan "DYNAMIC DUO. JANJI MANIS MANAJEMEN SUDAH MAXD. SEKARANG WAKTUNYA AKSI!"

Koordinator Lapangan Aksi, Rosman Fajar, menyampaikan lima poin tuntutan utama kepada manajemen Bakrie Telecom. Ia berharap pihak perusahaan segera memberikan respons terhadap permasalahan ini.

Berikut adalah daftar tuntutan yang diajukan:

  • Melunasi sisa kewajiban kompensasi PHK kepada seluruh mantan karyawan yang berhak.
  • Meminta perhatian khusus dari Anindya Bakrie beserta keluarga besar Abu Rizal Bakrie untuk menanggapi serius dan memberikan solusi konkret atas permasalahan yang terjadi di Bakrie Telecom.
  • Seluruh pemegang saham dan perusahaan terafiliasi dengan Bakrie Telecom, termasuk seluruh kelompok usaha Bakrie, harus bertanggung renteng dalam menyelesaikan pembayaran sisa kompensasi PHK.
  • Pemerintah daerah dan instansi terkait diminta untuk turut mengawasi dan memastikan PT Bakrie Telecom memenuhi hak-hak pekerja, termasuk pembayaran kompensasi.
  • Mendukung penuh komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk melindungi hak-hak pekerja dalam proses PHK secara adil dan sesuai hukum.

Rosman menjelaskan bahwa terdapat 38 mantan karyawan yang hingga saat ini belum menerima haknya secara penuh. Awalnya, mereka dijanjikan pembayaran kompensasi secara bertahap selama empat tahun.

"Sayangnya, hingga Agustus 2023, masih banyak cicilan yang belum diselesaikan. Menurut perhitungan teman-teman, hingga hari ini, baru sekitar 10% dari total kompensasi yang seharusnya kami terima," ungkap Rosman.

Dengan kata lain, para mantan karyawan belum menerima kompensasi secara penuh sesuai kesepakatan. Bahkan, selama masa pencicilan, terdapat beberapa bulan di mana tidak ada pembayaran yang diterima.

"Ada bulan-bulan tertentu di mana manajemen Bakrie Telecom tidak melakukan pembayaran. Akibatnya, hingga akhir tahun 2023 dan sampai sekarang, pembayaran belum selesai sepenuhnya," lanjutnya.

Rosman menambahkan bahwa keterlambatan pembayaran kompensasi ini telah menyebabkan kesulitan ekonomi bagi banyak mantan karyawan. Beberapa di antara mereka kesulitan membiayai pendidikan anak-anaknya, berobat, atau bahkan sekadar datang ke lokasi demonstrasi karena keterbatasan biaya.

Dalam aksi tersebut, perwakilan mantan karyawan sempat ditemui oleh seseorang yang mengaku dari Manajemen Building Wisma Bakrie, bukan dari manajemen Bakrie Telecom. Rosman menegaskan bahwa mereka sebenarnya ingin bertemu langsung dengan pihak manajemen Bakrie Telecom untuk mendapatkan klarifikasi mengenai proses penyelesaian pembayaran kompensasi, termasuk kapan pembayaran akan dilakukan dan berapa lama cicilan akan berlangsung jika opsi tersebut yang dipilih.

Aksi demonstrasi ini diharapkan dapat menggugah hati manajemen Bakrie Telecom untuk segera menyelesaikan kewajibannya terhadap para mantan karyawan yang telah mengabdi kepada perusahaan.