Serial Kontroversial 'Bidaah' Akan Hadir di Layar Kaca Indonesia
Sebuah serial drama Islami asal Malaysia berjudul 'Bidaah' akan segera tayang di salah satu stasiun televisi swasta nasional, Trans TV, pada Juni 2025 mendatang. Serial yang diproduksi oleh RUMAH KARYA CITRA (M) SDN. BHD. ini sebelumnya telah menuai kontroversi di negara asalnya karena mengangkat tema sensitif mengenai penyimpangan ajaran agama.
'Bidaah', yang berarti 'bid'ah' atau 'inovasi' dalam konteks agama Islam, mengisahkan tentang sebuah kelompok radikal yang menggunakan nama Islam untuk melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari ajaran agama yang sebenarnya. Serial ini berpusat pada karakter Walid Muhammad Mahdi Ilman, seorang pemimpin karismatik dari sekte fiktif bernama Jihad Ummah, yang mengklaim dirinya sebagai Imam Mahdi.
Ajaran-ajaran yang disebarkan oleh kelompok ini sangat menyesatkan, dengan banyak perbuatan haram yang dihalalkan oleh Walid, termasuk perkawinan paksa dan kepatuhan yang tidak berdasarkan pada syariat Islam yang benar. Tokoh Walid ini diperankan oleh aktor Faizal Hussein. Selain Faizal Hussein, serial ini juga dibintangi oleh sejumlah aktor dan aktris ternama Malaysia, seperti Fattah Amin yang berperan sebagai Hambali, Riena Diana sebagai Baiduri, serta Marissa Yasmin, Vanidah Imran, Fathia Latiff, Malia Baby, Hasnul Rahmat, dan Fadzlina Ahmad Daud.
Erma Fatima, sutradara 'Bidaah', mengungkapkan bahwa penayangan serial ini di Indonesia diharapkan dapat membuka jalan bagi kerja sama yang lebih erat antara industri kreatif Malaysia dan Indonesia. Ia berharap, serial-serial berkualitas dari Malaysia dapat mempererat hubungan budaya antara kedua negara.
Berikut adalah nama-nama pemeran utama dalam serial 'Bidaah':
- Faizal Hussein sebagai Walid
- Fattah Amin sebagai Hambali
- Riena Diana sebagai Baiduri
- Marissa Yasmin
- Vanidah Imran
- Fathia Latiff
- Malia Baby
- Hasnul Rahmat
- Fadzlina Ahmad Daud
Serial ini terdiri dari 15 episode dengan durasi masing-masing 30 menit. Penayangannya di Indonesia tentu akan menarik perhatian publik, mengingat tema kontroversial yang diangkat dan popularitas drama-drama Malaysia di kalangan penonton Indonesia.