Polemik Laporan Eks Pemain Sirkus, OCI Ungkap Rangkaian Peristiwa Masa Lalu
Kasus dugaan penganiayaan dan eksploitasi yang dilakukan Oriental Circus Indonesia (OCI) terhadap mantan pemain sirkusnya kembali mencuat. Kuasa hukum OCI, Hamdan Zoelva, memberikan penjelasan mengenai kronologi peristiwa yang terjadi di masa lalu dan berujung pada laporan yang dilayangkan oleh mantan pemain sirkus bernama Vivi.
Hamdan Zoelva menguraikan peristiwa ini dimulai jauh sebelum laporan tersebut mencuat. Pada tahun 1989, Vivi diangkat menjadi anak angkat oleh keluarga OCI, khususnya oleh Hadi Manangsang. Hamdan menekankan bahwa Vivi mendapatkan perlakuan istimewa dan dianggap sebagai bagian dari keluarga oleh Frans Manangsang, putra Hadi Manangsang. Menurutnya, Vivi tidak diperlakukan selayaknya pembantu, melainkan mendapatkan perhatian khusus yang bahkan menimbulkan kecemburuan di antara teman-temannya.
Namun, pada tahun 1996, terjadi peristiwa yang mengejutkan. Vivi menghilang dan tidak kembali ke tempat tinggalnya. Setelah dilakukan pencarian, diketahui bahwa Vivi berada di Semarang dan tinggal bersama seorang pria bernama Robi, yang bekerja di Taman Safari. Frans Manangsang kemudian mengutus seseorang untuk membujuk Vivi agar kembali, namun Vivi menolak karena telah menikah dengan Robi.
Selang beberapa waktu kemudian, tepatnya sekitar tahun 1996-1997, muncul laporan ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) terkait dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang dialami Vivi selama berada di OCI. Hamdan Zoelva, yang saat itu juga terlibat dalam penanganan kasus ini, melakukan penelusuran untuk mencari anak-anak yang diduga menjadi korban. Upaya ini membuahkan hasil, dan sebagian besar asal-usul anak-anak yang diasuh oleh Hadi Manangsang berhasil diidentifikasi.
Pada tahun 1997, Vivi juga melaporkan OCI ke Mabes Polri atas dugaan penggelapan asal-usul orang, sebagaimana diatur dalam Pasal 277 KUHP.
Hamdan juga menyinggung peran OCI dalam menghibur Tentara Nasional Indonesia (TNI), yang saat itu masih bernama ABRI. OCI seringkali dilibatkan dalam misi-misi budaya dan nasionalisme, termasuk ke Timor Timur, untuk menghibur masyarakat dan memperkuat integrasi. Hamdan menyebut OCI sebagai bagian dari pejuang yang berperan dalam proses kemerdekaan dengan cara mereka sendiri.
Setelah Hadi Manangsang meninggal dunia pada tahun 2003, OCI terus berkembang. Selama masa kepemimpinannya, Hadi Manangsang sering menerima titipan anak dari orang tua dan yayasan sejak usia 3-4 tahun. Namun, kuasa hukum OCI membantah adanya kekerasan yang kerap dikaitkan dengan OCI. Mereka menekankan bahwa yang diterapkan adalah disiplin tinggi, bukan kekerasan. Pendidikan sirkus memang penuh risiko, dan kesalahan kecil dapat berakibat fatal.
Hamdan menegaskan bahwa sebagian besar anak yang diasuh di OCI memiliki asal-usul yang jelas, dan proses penyerahan dilakukan secara sukarela oleh orang tua atau lembaga pengasuh. Ia menyayangkan isu lama ini kembali mencuat setelah lebih dari dua dekade berlalu. Kasus ini kembali mencuat setelah mantan pekerja sirkus OCI beraudiensi di Kementerian HAM pada 15 April 2025. Hamdan berharap kasus ini dapat segera diselesaikan dan semua bukti telah diserahkan kepada pihak terkait.
Terkait tuduhan yang dialamatkan kepadanya, Vivi membantah semua tuduhan tersebut dan meminta bukti-bukti yang transparan jika memang apa yang dikatakan oleh Hamdan itu benar. Vivi juga menyatakan bahwa dirinya tidak akan menghalangi apapun yang ingin mereka lakukan untuk membela diri mereka sendiri.