The Fed Diprediksi Pertahankan Suku Bunga di Tengah Tekanan Inflasi dan Desakan Trump
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan bahwa Federal Reserve (The Fed) kemungkinan besar akan mempertahankan suku bunga acuannya pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan datang. Proyeksi ini muncul meskipun ada tekanan kuat dari Presiden AS, Donald Trump, yang terus mendesak Ketua The Fed, Jerome Powell, untuk menurunkan suku bunga.
Erwin Gunawan Hutapea, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas (DPMA) BI, menjelaskan bahwa The Fed saat ini lebih memprioritaskan pengendalian inflasi. Menurutnya, laju penurunan inflasi di AS lebih lambat dari perkiraan sebelumnya, sehingga menjadi perhatian utama bagi bank sentral tersebut.
"Meskipun Presiden Trump terus mendorong agar Powell melakukan pemotongan suku bunga, sepertinya FOMC belum akan mengambil langkah tersebut. Mereka lebih fokus pada inflasi yang turun lebih lambat dari perkiraan mereka," ujar Erwin dalam sebuah acara di Kantor BI, Jakarta.
Lebih lanjut, Erwin menyampaikan bahwa kekhawatiran utama The Fed saat ini bukan pada pertumbuhan ekonomi AS, melainkan pada potensi risiko lonjakan inflasi. Pengalaman pasca-pandemi COVID-19 menjadi pelajaran berharga bagi The Fed. Keterlambatan dalam penyesuaian suku bunga dan kebijakan pelonggaran moneter yang terlalu cepat sempat memicu inflasi yang signifikan.
Situasi ini diperparah oleh ketidakstabilan rantai pasok global akibat konflik Rusia-Ukraina. Gangguan pada rantai pasok tersebut memberikan tekanan tambahan pada harga-harga, sehingga memperburuk masalah inflasi.
"Karena mereka terlambat melakukan penyesuaian suku bunga atau terlalu cepat menurunkan suku bunga, ditambah kondisi perang Rusia-Ukraina yang di luar ekspektasi dampaknya pada rantai pasok terganggu, sehingga inflasi itu sempat melonjak di luar dugaan," jelasnya.
Menanggapi pertanyaan mengenai arah kebijakan suku bunga BI, Erwin enggan memberikan komentar spesifik. Ia hanya menekankan bahwa suku bunga merupakan salah satu instrumen kebijakan yang dipertimbangkan oleh Bank Indonesia untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Keputusan terkait suku bunga akan diambil dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap stabilitas dan pertumbuhan ekonomi, yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan ekonomi global dan domestik untuk menentukan kebijakan moneter yang tepat. Keputusan yang diambil akan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nilai tukar rupiah.