Pneumonia Mengancam Kesehatan Mbok Yem, Penjaga Warung Legendaris Gunung Lawu
Pneumonia Mengancam Kesehatan Mbok Yem, Penjaga Warung Legendaris Gunung Lawu
Seorang perempuan bernama Wakiyem, akrab disapa Mbok Yem, pemilik warung legendaris di Gunung Lawu, Jawa Timur, terpaksa mengakhiri aktivitasnya dan menjalani perawatan medis akibat penyakit pneumonia. Kondisi kesehatan Mbok Yem yang memburuk memaksanya untuk dievakuasi dari puncak gunung pada Selasa, 4 Maret 2025, saat memasuki hari keempat bulan Ramadhan. Evakuasi tersebut dilakukan oleh sejumlah warga yang dengan sigap membantu menurunkan Mbok Yem dari ketinggian Gunung Lawu melalui jalur Cemoro Sewu. Biasanya, Mbok Yem hanya turun gunung menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Setelah tiba di bawah, Mbok Yem langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum (RSU) Aisyiyah Ponorogo untuk mendapatkan perawatan intensif. Hasil pemeriksaan medis yang dilakukan oleh tim dokter RSU Aisyiyah pada Jumat, 7 Maret 2025, memastikan bahwa Mbok Yem mengidap pneumonia, sebuah penyakit peradangan paru-paru yang cukup serius. Meskipun saat ini kondisi kesehatannya telah membaik, kasus Mbok Yem ini menjadi pengingat penting tentang bahaya pneumonia dan pentingnya mengenali gejala-gejalanya sedini mungkin.
Memahami Pneumonia dan Gejalanya
Pneumonia, atau yang sering disebut paru-paru basah, adalah penyakit yang ditandai dengan peradangan pada jaringan paru-paru. Peradangan ini menyebabkan alveoli, kantung udara di dalam paru-paru, terisi cairan atau nanah, sehingga mengganggu fungsi pernapasan. Penyebab pneumonia bermacam-macam, mulai dari infeksi bakteri seperti Streptococcus pneumoniae dan Mycoplasma pneumoniae, infeksi virus seperti influenza, COVID-19, dan RSV (Respiratory Syncytial Virus), hingga infeksi jamur seperti Cryptococcus, Pneumocystis jirovecii, dan Coccidioides. Pneumonia bakteri umumnya lebih umum dan lebih parah dibandingkan jenis lainnya.
Pada kasus Mbok Yem, penyakitnya berawal dari sakit gigi yang kemudian memicu sakit kepala dan penurunan nafsu makan. Kelelahan akibat kurang tidur karena tuntutan pekerjaannya sebagai pengelola warung di gunung juga diperkirakan menjadi faktor yang memperburuk kondisinya. Beliau mengaku sering bekerja hingga larut malam untuk melayani para pendaki yang masih membutuhkan makanan dan minuman. Hal ini menunjukkan bahwa kelelahan dan kurangnya istirahat dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan kerentanan terhadap infeksi, termasuk pneumonia.
Beragam Gejala Pneumonia
Gejala pneumonia sangat bervariasi, tergantung penyebabnya dan kondisi pasien. Pada orang dewasa, gejala pneumonia bakteri yang umum meliputi demam tinggi (di atas 40,55 derajat Celcius), batuk dengan dahak berwarna kuning, hijau, atau berdarah, kelelahan, pernapasan cepat, sesak napas, denyut jantung cepat, berkeringat atau kedinginan, nyeri dada atau perut, terutama saat batuk atau menarik napas dalam, kehilangan nafsu makan, dan sianosis (kulit, bibir, atau kuku membiru). Gejala ini dapat muncul secara bertahap atau tiba-tiba.
Sementara itu, gejala pneumonia virus cenderung lebih ringan dan meliputi batuk kering, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan ekstrem. Pada lansia, gejala pneumonia bisa lebih samar dan tidak khas, seperti perubahan mendadak kondisi mental, penurunan nafsu makan, dan kelelahan. Perbedaan gejala ini menyulitkan diagnosis dini, terutama pada lansia atau individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Oleh karena itu, kewaspadaan dan pemeriksaan medis segera sangat penting jika mengalami gejala yang mencurigakan.
Jika pneumonia dibiarkan tanpa perawatan, dapat menimbulkan komplikasi serius seperti bakteremia (infeksi darah), sepsis (respons tubuh yang berbahaya terhadap infeksi), atau abses paru-paru. Penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala pneumonia agar mendapatkan pengobatan yang tepat dan mencegah komplikasi yang lebih serius. Kasus Mbok Yem menjadi contoh nyata bagaimana pneumonia dapat menyerang siapa saja, dan betapa pentingnya menjaga kesehatan dan istirahat yang cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuh.