Jawa Barat Pertimbangkan Pendidikan Karakter ala Militer untuk Orang Dewasa
Pemerintah Provinsi Jawa Barat sedang menjajaki kemungkinan memperluas program pendidikan karakter yang saat ini diterapkan di lingkungan TNI, untuk menjangkau kalangan dewasa. Langkah ini menyusul keberhasilan program serupa yang telah dilaksanakan terhadap ratusan siswa di Jawa Barat yang memiliki masalah kenakalan remaja.
Saat ini, sebanyak 318 siswa dari berbagai sekolah di Jawa Barat telah mengikuti program pendidikan karakter di bawah bimbingan TNI. Rinciannya, 279 siswa SMA/SMK ditempatkan di Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, sementara 39 siswa SMP mengikuti program serupa di Resimen 1 Sthira Yudha, Purwakarta. Para siswa ini dipilih karena terlibat dalam berbagai masalah kenakalan remaja, seperti tawuran, bergabung dengan geng motor, penyalahgunaan minuman keras, hingga kecanduan game online.
Selama mengikuti program, para siswa mendapatkan materi yang beragam, termasuk bela negara, wawasan kebangsaan, kedisiplinan, dan pendidikan agama. Selain itu, mereka juga tetap menerima materi pelajaran sekolah selama dua jam setiap hari. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyatakan bahwa program ini telah menunjukkan hasil positif, dengan adanya perubahan sikap yang signifikan pada para siswa.
"Anak-anaknya sudah mengalami banyak perubahan ya. Minimal yang suka merokok, berhenti merokoknya, yang suka minum tiap malam, berhenti minum tiap malamnya," ujarnya.
Melihat keberhasilan program ini, Dedi Mulyadi mengusulkan agar pendidikan karakter juga diterapkan pada orang dewasa yang melakukan pelanggaran ringan. Ia menjelaskan bahwa banyak permasalahan yang melibatkan orang dewasa sulit untuk ditindak secara hukum.
"Yang dewasa ini kan yang mabuk enggak bisa dihukum, ya kan. Yang bikin onar-onar enggak bisa dihukum. Kemudian kalau tindak pidananya ringan, kalau dihukum masuk lapas, divonis 6 bulan, asalnya nyuri ayam, nanti jadi nyuri sapi. Malah jadi pintar," kata Dedi.
Konsepnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan bekerja sama dengan kepolisian untuk menjaring orang dewasa yang melakukan pelanggaran ringan. Mereka kemudian akan dimasukkan ke pusat pelatihan yang berlokasi di lingkungan TNI. Selain mendapatkan pendidikan karakter, para peserta juga akan dilatih berbagai keterampilan kerja, seperti pertanian, konstruksi, dan kebersihan.
"Nanti terjaring orang dewasa akan dimasukin ke pusat pelatihan TNI, kemudian nanti akan kita siapkan pekerjaan, jadi tukang sapu, kuli bangunan, kemudian jadi petani, dan kemudian gajinya akan saya kirimkan ke keluarganya yang ditinggalkan," jelas Dedi. Gaji yang mereka peroleh selama pelatihan akan diberikan kepada keluarga mereka sebagai bentuk dukungan ekonomi.