Keanekaragaman Hayati Laut Bintan Terungkap: Ratusan Spesies Ikan Teridentifikasi, Beberapa Diantaranya Diduga Baru
Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Bintan, Kepulauan Riau, menyimpan kekayaan biodiversitas laut yang luar biasa. Sebuah survei yang komprehensif pada tahun 2019 telah mengungkap keberadaan 425 spesies ikan yang berbeda di wilayah tersebut. Yang lebih menarik, delapan dari spesies ini menunjukkan potensi sebagai spesies yang belum pernah didokumentasikan sebelumnya di dunia.
Survei ini merupakan kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Nikoi Cempedak, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Konservasi Indonesia (KI). Victor Nikijuluw, Senior Ocean Program Advisor KI, menekankan bahwa temuan ini masih bersifat awal dan memerlukan analisis lebih lanjut untuk memastikan status spesies baru tersebut.
Penemuan ini menjadi dasar krusial bagi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk menetapkan KKPD Bintan sebagai kawasan konservasi melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 28 Tahun 2022. Selain potensi spesies baru, survei juga mencatat keberadaan 30 spesies ikan yang dikategorikan sebagai langka atau hampir punah.
Keberagaman hayati ikan yang tinggi ini menjadikan KKPD Bintan sebagai aset penting untuk konservasi dan pendidikan. Victor Nikijuluw membandingkan kekayaan ini dengan Raja Ampat di Papua, yang dikenal memiliki ribuan spesies ikan. Meskipun tidak sebanyak Raja Ampat, 425 spesies di Bintan merupakan angka yang signifikan untuk wilayah Indonesia bagian barat.
Survei tersebut juga melibatkan ahli ikan karang ternama dunia, Gary Allen dan Mark Erdmann. Hasilnya menunjukkan bahwa 62 persen terumbu karang di perairan Bintan berada dalam kondisi hidup (live coral cover), jauh di atas rata-rata nasional sekitar 40 persen. Namun, sedimentasi yang tinggi menjadi perhatian karena berpotensi mengancam kesehatan karang di masa depan.
Disisi lain, survei tersebut mengungkap masalah serius, yaitu sulitnya menemukan ikan-ikan besar seperti hiu. Indikasi ini menandakan adanya potensi penangkapan berlebih (overfishing) di wilayah tersebut. Jika ikan-ikan besar semakin jarang ditemukan, hal ini menunjukkan bahwa sumber daya perikanan telah dieksploitasi secara berlebihan, dan hanya menyisakan ikan-ikan kecil.
Kabar baiknya, penyu dan dugong masih ditemukan di KKPD Bintan, menandakan bahwa ekosistem pesisir dan padang lamun masih dalam kondisi yang relatif sehat.
Victor Nikijuluw optimis bahwa dengan upaya konservasi yang konsisten selama 20 tahun, ekosistem laut di Bintan akan mengalami pemulihan yang signifikan, baik dari segi jumlah maupun jenis ikan.
Rangkuman Temuan Survei KKPD Bintan:
- 425 spesies ikan teridentifikasi.
- 8 spesies berpotensi sebagai spesies baru.
- 30 spesies ikan langka atau hampir punah.
- 62% terumbu karang dalam kondisi hidup.
- Ancaman sedimentasi terhadap terumbu karang.
- Indikasi penangkapan berlebih (overfishing) akibat sulitnya menemukan ikan besar.
- Keberadaan penyu dan dugong menunjukkan ekosistem pesisir yang relatif sehat.
Dengan pengelolaan yang tepat dan berkelanjutan, KKPD Bintan berpotensi menjadi model konservasi laut yang sukses dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan.