Busana Pengantin Luna Maya dan Maxime Bouttier: Simbolisme Mendalam dalam Pernikahan Adat Jawa
Pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier yang digelar di COMO Shambhala Estate, Payangan, Gianyar, Bali pada Rabu, 7 Mei 2025, tidak hanya menjadi momen sakral bagi kedua mempelai, tetapi juga sarat akan makna budaya Jawa yang mendalam. Pakaian adat yang dikenakan Luna dan Maxime saat akad nikah menjadi simbol harapan dan doa untuk kehidupan pernikahan yang harmonis.
Luna Maya tampil anggun dalam balutan busana pengantin adat Jawa. Perhiasan cunduk mentul yang berjumlah lima di dahinya melambangkan Rukun Islam, pilar utama dalam agama Islam yang menjadi pedoman hidup. Tata rambutnya yang membentuk gunungan, menyerupai bukit, merupakan representasi penghormatan seorang suami kepada istrinya. Gunungan ini melambangkan bahwa perempuan harus dijunjung tinggi dan dimuliakan dalam rumah tangga.
Maxime Bouttier pun tak kalah mempesona dengan busana pengantin Jawa. Blangkon yang dikenakannya melambangkan tanggung jawab seorang pria untuk menjaga martabat keluarga. Jas hitam yang dipadukan dengan beskap berkancing melambangkan ketelitian dan perhitungan yang cermat dalam mengambil setiap keputusan. Kalung untaian bunga melati yang menghiasi lehernya merupakan simbol kesucian, keanggunan, serta harapan akan terciptanya kehidupan pernikahan yang harmonis dan penuh cinta.
Prosesi ijab qabul yang sakral diakhiri dengan pertukaran cincin antara Luna dan Maxime. Cincin yang berbentuk lingkaran tanpa ujung melambangkan cinta abadi yang diharapkan akan terus bersemi sepanjang hayat. Pernikahan Luna dan Maxime ini pun semakin terasa istimewa dengan dekorasi bertema Bimo Singgih yang menghiasi tempat acara. Sentuhan stupa-stupa khas Jawa semakin memperkuat nuansa tradisional dan sakral dalam pernikahan tersebut.
Akad nikah Luna Maya dan Maxime Bouttier dihadiri oleh keluarga dan sahabat dekat. Irwan Mussry dan Raffi Ahmad didaulat menjadi saksi pernikahan, sementara wali nikah Luna Maya adalah kakak kandungnya, Tipi Jabrik Noventin. Kepala KUA Sukawati, Akhmad Adi Kelana Putra, bertindak sebagai penghulu yang memimpin jalannya akad nikah.