Sinergi Dana Indonesia dan Ant International Pacu Pemberdayaan UMKM Perempuan dan Disabilitas Melalui Program Inovatif
Dana Indonesia dan Ant International kembali berkolaborasi memperkuat ekosistem Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui program pemberdayaan yang inklusif, SisBerdaya dan DisBerdaya. Inisiatif ini dirancang khusus untuk menjangkau dan memberdayakan pengusaha perempuan dari kategori mikro dan ultra mikro, serta perempuan penyandang disabilitas, dengan serangkaian dukungan komprehensif.
Program ini menyediakan pelatihan intensif, pendampingan berkelanjutan, dan akses permodalan UMKM. Direktur Komunikasi Dana, Olavina Harahap, menekankan bahwa program ini dilatarbelakangi oleh kesenjangan akses pembiayaan yang signifikan, terutama bagi pengusaha perempuan dan penyandang disabilitas. Data terkini menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil UMKM perempuan yang memiliki akses ke pembiayaan, padahal sebagian besar UMKM dikelola oleh perempuan. Situasi serupa juga dialami oleh penyandang disabilitas, yang sebagian kecilnya saja yang dapat mengakses layanan keuangan.
"Tahun sebelumnya, kami telah sukses bermitra dengan Ant International dalam penyelenggaraan SisBerdaya. Tahun ini, kami memperluas jangkauan program dengan meluncurkan DisBerdaya, yang secara khusus ditujukan untuk memberdayakan perempuan penyandang disabilitas," ungkap Olavina.
Tema utama program tahun ini adalah "Memajukan Bisnis dengan Teknologi". Para peserta akan mendapatkan pelatihan mendalam mengenai teknik pemasaran digital terkini, pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk pengembangan bisnis, serta kesempatan memperoleh pendanaan dengan total mencapai Rp 750 juta. Tujuan utamanya adalah memberdayakan para pelaku UMKM, termasuk penyandang disabilitas, untuk mengadopsi dan memanfaatkan teknologi serta AI dalam mengembangkan usaha mereka.
Wilson Siahaan, Senior Director, Government Affairs and Strategic Development for Indonesia and Philippines Ant International, menyampaikan target ambisius untuk menjaring lebih dari 5.000 UMKM perempuan untuk bergabung dalam DisBerdaya dan SisBerdaya. Pihaknya meyakini bahwa kedua program ini akan menjadi katalisator penting dalam mempercepat pertumbuhan UMKM perempuan, termasuk mereka yang menyandang disabilitas, serta memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian lokal.
SisBerdaya sendiri menyasar dua kategori utama:
- Mikro: Usaha dengan pendapatan bulanan antara Rp 10 juta hingga Rp 30 juta, dengan jumlah karyawan antara 0 hingga 3 orang.
- Ultra Mikro: Usaha dengan pendapatan bulanan antara Rp 1 juta hingga Rp 10 juta, dengan jumlah karyawan antara 4 hingga 10 orang.
Sementara itu, DisBerdaya secara khusus menargetkan perempuan penyandang disabilitas yang memiliki usaha.
Penyaringan peserta DisBerdaya akan dilakukan melalui kolaborasi dengan berbagai organisasi dan pihak regulator yang fokus pada pemberdayaan disabilitas. Beberapa mitra strategis yang terlibat antara lain Ego Amote, Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI), Kemitraan Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif (INKLUSI), Menembus Batas, serta Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kabupaten Garut.
Proses pendaftaran telah dibuka dan akan berlangsung hingga 29 Mei 2025. Setelah pendaftaran, seluruh peserta akan melalui proses seleksi ketat. Sebanyak 180 peserta terpilih akan mengikuti program pendampingan dan pelatihan secara daring, sebelum kemudian mengajukan proposal bisnis. Selanjutnya, 30 peserta dengan proposal terbaik akan mendapatkan pendampingan intensif secara luring di Jakarta. Puncak acara adalah Grand Final yang akan diselenggarakan pada bulan Agustus 2025, di mana para finalis akan mempresentasikan karya dan potensi bisnis mereka di hadapan para juri.