DPR RI Intensifkan Persiapan Haji 2025: Fokus Kenyamanan Jemaah di Mina dengan Skema Inovatif

Komisi VIII DPR RI tengah mematangkan persiapan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025, dengan fokus utama pada peningkatan kenyamanan jemaah, khususnya di kawasan Mina. Ketua Komisi VIII DPR RI, Marwan Dasopang, mengungkapkan bahwa kuota haji Indonesia untuk tahun 2025 telah terpenuhi, bahkan melampaui batas yang ditetapkan.

Berdasarkan data terkini, sebanyak 215.000 calon jemaah telah melunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih), melebihi kuota yang tersedia sebanyak 221.000 kursi, terdiri dari 203.320 jemaah haji reguler dan 17.680 jemaah haji khusus. Marwan menyampaikan hal ini usai Rapat Kerja antara Komisi VIII dengan Badan Pengelola Haji (BPH), Kementerian Agama (Kemenag), serta perwakilan dari PT Garuda Indonesia dan PT Lion Air.

"Kuota haji sudah terisi penuh, bahkan jumlah pelunasan sudah melebihi kuota," tegas Marwan.

Bagi jemaah yang telah melunasi Bipih namun belum dapat diberangkatkan tahun ini, mereka akan masuk dalam daftar tunggu. Komisi VIII memastikan bahwa seluruh kuota haji akan dimanfaatkan secara optimal, tanpa mengabaikan hak-hak jemaah yang telah terdaftar.

Persiapan di Tanah Air

Komisi VIII juga menaruh perhatian besar pada persiapan di tanah air, baik dari segi kesiapan jemaah maupun infrastruktur di embarkasi. Seluruh persiapan di dalam negeri ditargetkan rampung dalam waktu dekat, mengingat waktu keberangkatan semakin dekat.

Fokus di Mina: Skema Tanazul dan Murur

Salah satu fokus utama Komisi VIII adalah kesiapan penyelenggaraan haji di Mina, mengingat keterbatasan ruang yang tersedia. Dengan 203 ribu jemaah haji reguler yang akan berada di Mina, diperkirakan setiap jemaah hanya akan mendapatkan ruang sekitar 0,8 meter persegi.

Guna mengatasi masalah ini, Komisi VIII mendorong pemerintah untuk menerapkan skema tanazul, yang memungkinkan jemaah haji untuk menginap di hotel alih-alih di tenda di Mina. Meskipun jemaah tetap bertanggung jawab atas biaya akomodasi hotel, mereka akan tetap mendapatkan pelayanan dari syarikah (perusahaan penyedia layanan).

"Kondisi di Mina sangat padat, bahkan untuk duduk saja sulit. Oleh karena itu, kami mendorong penerapan skema tanazul, di mana jemaah tidak bermalam di tenda Mina, tetapi di hotel masing-masing," jelas Marwan.

Selain skema tanazul, Komisi VIII juga mempersiapkan skema murur, di mana jemaah tetap berada di dalam bus saat berada di Muzdalifah dan langsung dibawa ke Mina tanpa harus turun. Jemaah yang menggunakan skema ini akan langsung melontar jumrah dan kemudian menginap di hotel yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari Jamarat.

Skema ini diharapkan dapat memberikan kenyamanan lebih bagi jemaah haji, karena mereka akan mendapatkan tempat yang lebih luas dan nyaman, serta konsumsi yang ditanggung oleh syarikah. Terdapat delapan syarikah yang akan melayani jemaah haji Indonesia, masing-masing melayani jemaah yang memilih skema tanazul dan murur.

Antisipasi Kepadatan di Muzdalifah

Komisi VIII juga berupaya mengantisipasi terjadinya kerumunan yang dapat mengganggu kenyamanan jemaah, terutama di Muzdalifah. Dengan adanya tambahan 37.600 jemaah yang akan mengikuti skema tanazul, diharapkan kepadatan di Mina dapat berkurang dan memberikan kenyamanan yang lebih baik.

Komisi VIII optimistis bahwa dengan persiapan yang matang, pelaksanaan haji 2025 dapat berjalan lancar, nyaman, dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi seluruh jemaah.