Puasa dan Asam Lambung: Mengelola Risiko Naiknya Asam Lambung Selama Ramadan
Puasa dan Asam Lambung: Mengelola Risiko Naiknya Asam Lambung Selama Ramadan
Bulan Ramadan, bulan penuh berkah dan ibadah, bagi sebagian individu juga dapat menjadi periode yang penuh tantangan bagi kesehatan pencernaan, khususnya bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit asam lambung atau maag. Naiknya asam lambung selama puasa merupakan keluhan yang cukup umum, terutama di minggu-minggu awal. Kondisi ini ditandai dengan sejumlah gejala yang mengganggu aktivitas ibadah dan keseharian. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, menjelaskan bahwa gejala-gejala tersebut antara lain meliputi sensasi panas pada perut, rasa terbakar di dada, rasa pahit di mulut, nyeri ulu hati, dan kembung.
Prof. dr. Ari Fahrial Syam menekankan bahwa intensitas gejala cenderung mereda setelah satu minggu berpuasa. Hal ini disebabkan tubuh beradaptasi dengan pola makan baru. Namun demikian, pencegahan tetap krusial. Bagi penderita maag akut, pengaturan pola makan sangat penting. Makanan dan minuman yang bersifat asam, pedas, tinggi lemak, dan kaya keju harus dihindari karena dapat memicu peningkatan produksi asam lambung. Penyesuaian pola makan ini menjadi kunci dalam mengelola gejala. Pada kasus GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) yang lebih berat, penggunaan obat-obatan seperti ranitidine atau omeprazole, yang diresepkan oleh dokter, dapat membantu mengontrol produksi asam lambung dan meredakan gejala.
Selain pengaturan pola makan, langkah-langkah pencegahan lain juga sangat penting untuk diimplementasikan. Dr. Aru Ariadno, SpPD KGEH, seorang spesialis penyakit dalam, menyarankan beberapa strategi sederhana untuk mengurangi risiko naiknya asam lambung selama puasa. Berikut beberapa anjuran yang dapat dipraktikkan:
- Konsumsi makanan berserat: Serat yang terdapat dalam buah dan sayur membantu pencernaan dan mencegah peningkatan asam lambung secara tiba-tiba.
- Hindari makanan berlemak: Makanan tinggi lemak membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna, sehingga dapat memicu refluks asam.
- Hindari makanan bersantan: Santan kaya akan lemak jenuh yang dapat memperburuk gejala asam lambung.
- Makan dengan porsi kecil: Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil dan sering dapat mengurangi beban kerja sistem pencernaan.
- Jangan terburu-buru saat makan: Mengunyah makanan dengan perlahan membantu proses pencernaan yang lebih efisien.
- Hindari berbaring setelah makan: Berbaring segera setelah makan dapat mempermudah refluks asam lambung ke kerongkongan.
Dengan menerapkan pola hidup sehat, menjaga pola makan yang tepat, dan berkonsultasi dengan dokter jika diperlukan, umat muslim dapat menjalankan ibadah puasa dengan nyaman dan terhindar dari gangguan kesehatan akibat naiknya asam lambung. Ingatlah bahwa kesehatan adalah kunci untuk menjalankan ibadah dengan khusyuk dan penuh semangat.