Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Mantan Rektor Universitas Pancasila Mencuat, Wamenaker Tegaskan Kampus Harus Lindungi Pekerja
Kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan mantan Rektor Universitas Pancasila (UP) berinisial ETH, menjadi sorotan tajam. Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker), Immanuel Ebenezer, menyampaikan keprihatinannya atas kejadian tersebut. Ia menegaskan bahwa institusi pendidikan, khususnya kampus, harus menjadi ruang aman dan bebas dari segala bentuk kekerasan seksual.
Immanuel Ebenezer menyampaikan, kasus dugaan pelecehan seksual yang menyeret nama mantan Rektor Universitas Pancasila sangat disayangkan. Menurutnya, kampus seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi semua pihak, khususnya bagi pekerja dan perempuan. Dia mengutuk keras segala bentuk kekerasan seksual dan menekankan pentingnya menjaga moralitas di lingkungan pendidikan.
"Kejadian ini sangat memalukan karena terjadi di dalam kampus. Seharusnya kampus tidak boleh ramah terhadap predator seksual," ujar Immanuel di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (7/5/2025). Ia menekankan bahwa Kementerian Ketenagakerjaan memiliki kewajiban untuk melindungi pekerja yang menjadi korban pelecehan. Ia menambahkan bahwa dunia kampus harus menjauhi kekerasan seksual dan memastikan lingkungan yang ramah bagi perempuan dan pekerja. Jika kampus gagal mewujudkan hal ini, Immanuel menilai bahwa moralitas dunia pendidikan sedang berada di titik nadir.
Kasus ini mencuat setelah dua pegawai dari sebuah perusahaan swasta yang pernah bekerja sama dengan Universitas Pancasila melaporkan dugaan tindakan pelecehan seksual yang dilakukan oleh ETH. Kuasa hukum korban, Yansen Ohoirat, menjelaskan bahwa peristiwa pertama terjadi pada tahun 2019 di Jakarta Selatan. Saat itu, ETH diduga memaksa salah satu korban untuk melakukan tindakan tidak senonoh. Sementara itu, korban lainnya mengalami pelecehan verbal pada tahun 2024 saat mediasi di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan. ETH diduga melontarkan ucapan-ucapan yang merendahkan dan melecehkan korban di depan pihak-pihak yang hadir. Ironisnya, menurut Yansen, ucapan tersebut justru ditanggapi dengan tawa oleh beberapa orang yang hadir.
Kasus dugaan pelecehan seksual ini menjadi pengingat penting bagi semua pihak, terutama pengelola perguruan tinggi, untuk menciptakan lingkungan kampus yang aman, nyaman, dan bebas dari segala bentuk kekerasan seksual. Perlindungan terhadap korban dan penegakan hukum terhadap pelaku harus menjadi prioritas utama untuk menjaga integritas dan moralitas dunia pendidikan.