Tragedi Maut di Purworejo: Angkot Ringsek, Belasan Nyawa Melayang di Jalur Rawan Kecelakaan

Purworejo Berduka: Kecelakaan Maut di 'Jalur Tengkorak' Kalijambe

Sebuah tragedi memilukan mengguncang wilayah Purworejo, Jawa Tengah, pada hari Rabu (7/5/2025) ketika sebuah truk terlibat dalam kecelakaan maut dengan sebuah angkutan kota (angkot) di ruas jalan Purworejo-Magelang, tepatnya di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener. Akibat insiden nahas ini, sebelas orang dilaporkan meninggal dunia, sementara enam lainnya mengalami luka-luka dan tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit terdekat.

Lokasi kejadian, sebuah ruas jalan provinsi yang menghubungkan Purworejo dengan Magelang, dikenal warga setempat dengan sebutan 'jalur tengkorak'. Julukan ini bukan tanpa alasan. Ruas jalan ini memiliki karakteristik geografis yang menantang, ditandai dengan serangkaian tikungan tajam dan turunan curam yang kerap kali menjadi penyebab utama kecelakaan lalu lintas.

Warga sekitar mengungkapkan bahwa kecelakaan di jalur ini bukanlah kejadian langka. Bahkan, menurut penuturan Nasikhin, seorang warga setempat, insiden kecelakaan kerap terjadi setidaknya sebulan sekali, meskipun dengan intensitas yang berbeda-beda. Kombinasi antara tikungan tajam dan turunan panjang disinyalir menjadi faktor utama penyebab kecelakaan, terutama karena dapat memicu masalah pada sistem pengereman kendaraan.

"Turunan yang panjang menyebabkan rem cepat panas," ujar Nasikhin.

Melihat tingginya potensi bahaya di jalur tersebut, warga Kalijambe berinisiatif untuk melakukan penjagaan selama 24 jam. Mereka juga menyediakan alat bantu seperti ganjal ban sebagai langkah antisipasi jika ada kendaraan yang mengalami kesulitan saat melintasi tanjakan atau mengalami masalah teknis di tengah jalan. Upaya ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab warga untuk meminimalkan risiko kecelakaan di 'jalur tengkorak' tersebut.

"Di sini ada yang jaga siang dan malam, ada juga CCTV," imbuh Nasikhin, menjelaskan lebih lanjut tentang upaya pengamanan yang dilakukan warga.

Nasikhin juga menambahkan bahwa kendaraan bermuatan berat yang datang dari arah bawah diwajibkan untuk mengambil lajur kanan saat hendak menanjak. Hal ini dilakukan untuk memastikan kendaraan memiliki ruang yang cukup dan momentum yang tepat untuk melewati tanjakan terjal tersebut.

Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Jawa Tengah, Komisaris Besar Polisi Pratama, yang turut meninjau lokasi kejadian, membenarkan bahwa ruas jalan tersebut memiliki tingkat kerawanan yang tinggi. Ia menegaskan bahwa jalur tersebut berbahaya dan telah dilengkapi dengan garis marka yang melarang tindakan menyalip.

Kecelakaan maut ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya kehati-hatian dan kewaspadaan saat berkendara, terutama di ruas jalan yang memiliki karakteristik geografis yang menantang. Pemerintah daerah dan pihak terkait diharapkan dapat segera mengambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan keselamatan di 'jalur tengkorak' Kalijambe, sehingga tragedi serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait dengan kondisi jalan tersebut:

  • Tikungan Tajam dan Turunan Curam: Kondisi jalan yang berkelok dan menurun secara signifikan meningkatkan risiko kecelakaan, terutama bagi kendaraan yang tidak dalam kondisi prima.
  • Jalur Rawan Kecelakaan: Reputasi jalan sebagai 'jalur tengkorak' menunjukkan bahwa insiden kecelakaan sering terjadi di lokasi ini.
  • Upaya Warga: Inisiatif warga untuk melakukan penjagaan 24 jam dan menyediakan ganjal ban merupakan bukti nyata kepedulian dan upaya mitigasi risiko.
  • Imbauan Dirlantas: Penegasan Dirlantas Polda Jawa Tengah tentang tingkat kerawanan jalur tersebut menggarisbawahi perlunya peningkatan kewaspadaan dan kepatuhan terhadap rambu lalu lintas.

Tragedi ini menuntut perhatian serius dari semua pihak untuk menciptakan lingkungan lalu lintas yang lebih aman dan nyaman bagi seluruh pengguna jalan.