Puluhan Siswa Sekolah di Bogor Dilarikan ke Rumah Sakit Akibat Dugaan Keracunan Makanan

Kota Bogor digegerkan dengan puluhan siswa Sekolah Bosowa Bina Insani yang diduga mengalami keracunan makanan setelah mengonsumsi program makan bergizi gratis (MBG) yang disediakan pihak sekolah. Kejadian ini dilaporkan pada hari Rabu, 7 Mei 2025, dan langsung memicu respons cepat dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor.

Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno, menjelaskan bahwa gejala yang dialami para siswa meliputi diare ringan, mual, muntah, dan demam. Berdasarkan data yang dihimpun, total ada 36 siswa yang diduga menjadi korban keracunan. Dari jumlah tersebut, 12 siswa memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.

"Saat ini, lima siswa masih menjalani rawat inap di rumah sakit, sementara tujuh siswa lainnya telah diperbolehkan pulang setelah kondisinya membaik," ujar Sri Nowo Retno.

Pihak Dinkes juga telah memberikan penanganan medis kepada 24 siswa yang tidak memerlukan rawat inap di rumah sakit. Mereka mendapatkan obat-obatan sesuai dengan gejala yang dialami, langsung dari dokter jaga Unit Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah tersebut.

Untuk mengetahui penyebab pasti keracunan, tim Dinkes Kota Bogor telah mengambil sampel makanan dari menu MBG yang dikonsumsi para siswa. Sampel tersebut akan diuji di laboratorium untuk mengidentifikasi adanya kandungan berbahaya.

Selain itu, Dinkes juga melakukan pemantauan ketat terhadap proses pengolahan makanan MBG di dapur penyedia. Tujuannya adalah untuk memastikan standar keamanan pangan telah dipenuhi dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Hasil pemeriksaan laboratorium diperkirakan akan keluar dalam beberapa hari ke depan.

Dinkes Kota Bogor terus berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk mengantisipasi kemungkinan bertambahnya siswa yang mengalami gejala keracunan. Koordinasi juga dilakukan dengan seluruh rumah sakit di Kota Bogor untuk menyiapkan fasilitas dan tenaga medis jika ada kasus baru yang muncul.

Salah seorang siswa, MG, mengungkapkan bahwa banyak siswa yang mengeluh sakit perut setelah mengonsumsi makanan MBG. Keluhan tersebut kemudian dilaporkan ke pihak sekolah, dan siswa yang mengalami gejala langsung dibawa ke UKS.

Pihak sekolah dan Dinkes Kota Bogor berkomitmen untuk menangani kasus ini secara serius dan transparan. Mereka berupaya untuk segera menemukan penyebab keracunan dan mengambil langkah-langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Kasus ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah kota dan diharapkan menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak terkait penyelenggaraan program makanan bergizi di sekolah-sekolah.

Berikut adalah daftar tindakan yang telah diambil oleh pihak Dinkes Kota Bogor:

  • Pengambilan sampel makanan untuk uji laboratorium.
  • Pemantauan proses pengolahan makanan di dapur penyedia.
  • Pemberian obat-obatan kepada siswa yang mengalami gejala.
  • Koordinasi dengan rumah sakit untuk menyiapkan fasilitas.
  • Koordinasi dengan pihak sekolah untuk mengantisipasi kasus baru.