Kondisi Memprihatinkan, Siswa SDN Glonggong 1 Madiun Belajar di Bekas Rumah Penjaga Sekolah Akibat Atap Kelas Ambruk
Kondisi memprihatinkan dialami oleh siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Glonggong 1 di Desa Glonggong, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun. Sejak tahun 2023, mereka terpaksa menimba ilmu di bekas rumah penjaga sekolah akibat kerusakan parah pada atap ruang kelas.
Kepala SDN Glonggong 1, Anita Kurniawati, mengungkapkan bahwa tiga ruang kelas dan satu ruang kesenian mengalami kerusakan signifikan. Kondisi ini memaksa pihak sekolah untuk merelokasi kegiatan belajar mengajar siswa kelas 1, 2, dan 3 ke tempat yang kurang representatif.
- Siswa kelas 1 dipindahkan ke gedung perpustakaan.
- Siswa kelas 2 menempati ruang kelas 6.
- Siswa kelas 6, yang jumlahnya lebih sedikit, dialihkan ke ruang karawitan yang berdekatan dengan kantor guru.
Namun, kondisi yang paling memprihatinkan dialami oleh siswa kelas 3. Mereka harus belajar di bekas rumah penjaga sekolah yang luasnya tidak memenuhi standar ruang kelas. Langkah ini diambil karena atap ruang kelas 3 dalam kondisi yang mengkhawatirkan.
"Memang tidak mengganggu proses pembelajaran. Tetapi kadang anak-anak mengeluhkan tempatnya kurang nyaman dan sempit. Apalagi lokasinya berdekatan dengan toilet siswa," ujar Anita.
Pihak sekolah mengaku tidak memiliki anggaran yang cukup untuk merehabilitasi ruang kelas yang rusak parah. Akibatnya, siswa kelas 5 terpaksa digabung dengan ruang karawitan.
Dari total ruang kelas yang ada, hanya empat kelas yang kondisinya baik dan layak digunakan. Keempat kelas tersebut ditempati oleh siswa kelas 2 (sementara), kelas 4, 5, dan 6. Sementara itu, ruang kelas 1, 2, dan 3 sudah tidak layak pakai karena kerusakan parah pada bagian atapnya.
Anita menjelaskan bahwa kerusakan atap disebabkan oleh genteng yang melorot, kayu yang patah dan lapuk. Pihak sekolah terpaksa memasang penyangga dari bambu untuk mencegah bangunan roboh.
Sejak tahun 2023, pihak sekolah telah mengajukan permohonan perbaikan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Madiun. Permohonan tersebut direspon positif, dengan informasi bahwa tiga ruang kelas yang rusak akan direhabilitasi karena masuk dalam proyek strategis Pemerintah Kabupaten Madiun.
Kondisi kerusakan infrastruktur pendidikan tidak hanya terjadi di SDN Glonggong 1. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun, Siti Zubaidah, mengungkapkan bahwa banyak sekolah dasar dan menengah pertama di wilayahnya yang mengalami kerusakan sarana dan prasarana.
"Kami sudah mengecek di seluruh sekolah dan hasilnya banyak yang rusak. Dari total gedung sekolah SD dan SMP itu ada 216 gedung yang rusak," kata Zubaidah.
Dindikbud Kabupaten Madiun akan memprioritaskan penanganan gedung sekolah yang mengalami kerusakan berdasarkan tingkat kerusakannya. Namun, kecepatan penanganan gedung rusak sangat bergantung pada ketersediaan dana dari APBN melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dan APBD.
"Anggaran DAK tidak sepenuhnya bisa diandalkan. Maka ada dana APBD yang saat ini sudah dilakukan pengalokasikan. Hanya saja kemampuan anggaran terbatas maka tidak seluruhnya bisa dicukupi (diperbaiki)," pungkas Zubaidah.