Eksekusi Mati dengan Regu Tembak Kembali Diterapkan di South Carolina Setelah Jeda 15 Tahun

Eksekusi Mati dengan Regu Tembak Kembali Diterapkan di South Carolina Setelah Jeda 15 Tahun

Negara bagian South Carolina, Amerika Serikat, kembali melaksanakan hukuman mati dengan metode regu tembak pada Jumat (7/3/2025) waktu setempat. Eksekusi ini menandai peristiwa pertama kali dalam kurun waktu 15 tahun terakhir di negara bagian tersebut. Brad Sigmon (67), terpidana kasus pembunuhan orang tua mantan kekasihnya menggunakan senjata bisbol, menjadi orang yang menerima hukuman mati tersebut di Lembaga Pemasyarakatan Broad River, Columbia. Juru bicara penjara, Chrysti Shain, mengonfirmasi bahwa eksekusi dilakukan pukul 18.05 dan Sigmon dinyatakan meninggal tiga menit kemudian oleh petugas medis.

Proses eksekusi disaksikan oleh sejumlah wartawan dari balik kaca pengaman. Sigmon, mengenakan pakaian terusan hitam dengan target kecil di dada, diikat di kursi eksekusi. Dalam pernyataan terakhirnya yang dibacakan oleh pengacaranya, Gerald "Bo" King, Sigmon menyampaikan pesan cinta dan ajakan kepada sesama umat Kristen untuk turut serta mengakhiri praktik hukuman mati. Setelah penutup kepala dipasang, regu tembak yang terdiri dari tiga relawan Departemen Pemasyarakatan Carolina Selatan menembakkan senjata mereka dari jarak sekitar lima meter melalui celah di dinding. Anna Dobbins dari stasiun TV WYFF News 4, yang menyaksikan eksekusi, menggambarkan peristiwa tersebut sebagai penembakan serentak yang terdengar seperti satu suara tunggal. Dobbins juga melaporkan melihat percikan darah.

Gubernur South Carolina, Henry McMaster, menolak permohonan grasi Sigmon. Pengacara Sigmon, King, mengecam keras eksekusi tersebut dalam sebuah pernyataan, menyebutnya sebagai "tontonan berdarah" yang tidak masuk akal di tahun 2025. King juga menjelaskan bahwa Sigmon menghadapi pilihan yang sulit antara suntikan mematikan, regu tembak, atau kursi listrik. Ia memilih regu tembak setelah dipaksa memilih metode eksekusi dalam situasi yang disebutnya "mustahil". King menambahkan bahwa pilihan suntikan mematikan berisiko menyebabkan kematian yang lama, sebagaimana dialami tiga terpidana lain yang dieksekusi di South Carolina sejak September lalu, sementara kursi listrik akan menyebabkan kematian yang lebih menyiksa. Eksekusi mati dengan regu tembak terakhir kali dilakukan di Amerika Serikat di Utah pada tahun 2010.

Pertimbangan metode eksekusi: * Suntikan mematikan: Berisiko kematian yang lama dan menyakitkan. * Regu tembak: Dipilih Sigmon, meskipun dianggap "tontonan berdarah". * Kursi listrik: Dijelaskan pengacara sebagai metode yang akan "membakar dan memasaknya hidup-hidup".

Kejadian ini kembali memicu perdebatan mengenai etika dan kemanusiaan hukuman mati di Amerika Serikat, khususnya metode pelaksanaannya. Peristiwa ini juga menyoroti perbedaan pandangan dan pilihan yang sulit bagi terpidana hukuman mati dalam menghadapi kematian.